Suara.com - Kasus influencer yang mengedit foto atau memalsukan foto liburan demi gaya hidup mewah sudah tak asing didengar.
Beberapa tahun lalu, sebuah perusahaan di Moscow sempat viral karena meminjamkan jet pribadi dengan tarif per jam untuk dipakai berfoto influencer.
Kali ini, sebuah studio foto di Los Angeles diketahui menyediakan ruangan mirip jet pribadi yang bisa digunakan oleh para influencer untuk berfoto dan menipu penggemar.
Menyadur Oddity Central, sederet nama influencer populer sempat viral pada Jumat (25/9/2020) silam. Para influencer tersebut kepergok berfoto di studio yang didesain mirip interior jet pribadi.
Baca Juga: Viral Video Rombongan Artis TikTok Liburan saat Pandemi, Banjir Hujatan
"Aku baru saja menemukan bahwa influencer IG di LA memakai studio yang terlihat seperti jet pribadi untuk foto Instagram," ungkap akun @maisonmelissa di Twitter.
"Ini gila, bahwa apa yang kau lihat bisa jadi palsu. Pengaturannya, bajunya, tubuhnya... entahlah, ini sedikit mengguncang realitaku," tambah akun tersebut.
Warganet juga mengungkapkan bahwa studio foto itu berada di Boyle Heights, Los Angeles. Influencer dapat menyewanya secara berkelompok dengan tarif USD 64 atau Rp 952 ribu per jam.
Sementara, laman website dari studio foto yang bersangkutan menyebutkan bahwa studio mereka adalah yang pertama menyediakan jasa tersebut di Los Angeles.
"Pertama di Los Angeles, studio foto sewaan dengan set jet pribadi yang unik dan pencahayaan buatan di jendela," tulis studio tersebut.
Baca Juga: Dipangku Ayah Tiri, Pose Wanita di Foto Ini Dianggap Terlalu Berbahaya
Sejak dibagikan, cuitan itu viral dan mengundang perhatian. Warganet lain beramai-ramai mencari dan membongkar siapa saja influencer yang pernah berfoto di sana.
Salah satu influencer diketahui memiliki 274.000 pengikut di TikTok, sementara lainnya memiliki 1,6 juta pengikut di Instagram.
"Ini seperti apartemen yang disewa influencer agar terlihat seperti rumah mereka," tulis salah satu komentar.
"Orang-orang juga membeli tas belanja kosong untuk berpura-pura mereka habis berbelanja banyak."
"Ada sebuah industri yang didedikasikan khusus untuk memalsukan realita," imbuh komentar lain.