Hari Batik Nasional saat Pandemi, Ini Loh Motif Batik untuk Kesehan

Kamis, 01 Oktober 2020 | 18:45 WIB
Hari Batik Nasional saat Pandemi, Ini Loh Motif Batik untuk Kesehan
Ilustrasi Batik(Pixabay/masbet)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perayaan Hari Batik Nasional yang jatuh pada Jumat, 2 Oktober 2020 esok berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat dicemaskan dengan situasi ekonomi hingga ancaman kesehatan tertular virus.

Ngomongin soal kesehatan, ternyata ada loh motif batik yang dipercaya bisa meningkatkan kesehatan. Namanya Batik Tambal, oleh orang zaman dulu di daerah Solo, Jawa Tengah dipakai untuk mengobati.

"Sekarang di YBI (Yayasan Batik Indonesia) ada pameran kecil untuk merayakan hari batik nasional. Ada menampilkan Batik Tambal, diakui sebagai pengobatan, orang tradisional yang sakit di daerah Jawa Solo memakai batik tambal akan memberikan kesehatan atau menjadikan orang yang memakainya sehat," ujar Dr Tumbu Ramelan perwakilan Yayasan Batik Indonesia (YBI), dalam acara Google, Kamis (1/10/2020).

Lalu ada juga filosofi dari batik tradisonal Indonesia yang disebut Gunungan Meru, diartikan sebagai bentuk doa kepada tuhan maka pemakai batik ini doanya akan dikabulkan, termasuk doa meminta kesehatan.

Baca Juga: Lesu Selama 6 Bulan, Perajin Batik Kulon Progo Maksimalkan Pasar Online

Ilustrasi Batik(Pixabay/DukeAsh)
Ilustrasi Batik(Pixabay/DukeAsh)

"Yang lain ada gunungan meru, bentuknya lancip seperti gunungan ke atas, dilambangkan sebagai doa kepada yang maha esa. Ini salah satu ornamen motif batik," papar Dr Tumbu.

Selain mengenal motif batik yang merupakan warisan budaya, sebagai warga Indonesia jadi suatu keharusan mempelajari batik, sekaligus juga mengetahui filosofi atau cerita dibalik pembuatan atau motif batik itu.

Ini jugalah yang diakui UNESCO batik sebagai warisan dunia, lantaran setiap batik memiliki cerita di belakangnya, baik dari motif, si pembuat yang turun temurun, menggambarkan suku serta tradisi tertentu dan sebagainya.

"What is behind di selembar batik. Siapa saja yang melakukan (membatik) turun temurun, jadi itu yang dinilai. Jadi sering keliru, batik Indonesia itu tentang what is behind, atau cerita di balik selembar batik," tutupnya. 

Baca Juga: Intip Pembuatan Batik Sapu Lidi di Surabaya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI