Suara.com - Presenter Najwa Shihab mengatakan beberapa waktu lalau, bahwa setiap minggu ia selalu berusaha mengundang Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto untuk hadir dalam program tayangan Mata Najwa. Sayangnya, Pak Menkes tidak kunjung hadir.
Kabar terbaru, Najwa menggunakan cara yang unik untuk kembali mengundang Terawan, yaitu dengan bertanya kepada kursi kosong, seolah sedang diduduki mantan Kepala RSPAD Gatot Soebroto itu.
Najwa lantas melontarkan pertanyaan yang sudah disampaikan publik kepada Terawan terkait penanganan Covid-19 sejak awal pandemi menyerang Indonesia hingga kini, dan belum ada tanggapan dari Menkes Terawan yang berarti.
Suara.com mencoba meminta tanggapan Kementerian Kesehatan RI terkait permintaan Najwa agar Terawan tampil ke publik dan menjelaskan terkait Covid-19.
Baca Juga: Daftar Menkes Negara Dunia yang Mundur dari Jabatan Karena Pandemi Covid-19
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, drg. Widyawati, MKM, hanya bisa memastikan bahwa Terawan dalam keadaan sehat.
"Alhamdulillah Bapak (Menteri Terawan) sehat," ujar Widyawati melalui pesan singkatnya, Selasa (29/9/2020).
Sementara itu, di media sosial Instagram, video undangan Najwa menjadi viral. Berdasarkan pantauan suara.com 29 September 2020 pukul 08.30 WIB, video tersebut sudah disaksikan hampir 2,7 juta penonton dan memancing respon publik figur lainnya.
"Getir tapi juga powerful. Terima kasih Kak Nana yang selalu mewakili suara publik dengan segala resikonya," komentar sutradara sekaligus produser Angga Dwimas Sasongko dengan akun @anggasasongko.
"Mbak Nana melakukan yang dalam Gestalt Therapy disebut 'Empaty Chair', biasanya digunakan untuk menyelesaikan 'unfinished business'. Kok cocok ya filosifinya," timpal psikoterapis dr. Jiemi Ardian dengan akun @jiemiardian.
Baca Juga: Luhut Minta Produksi Obat Covid-19 Dipercepat, Ini Jawaban Terawan
Dalam video itu terlontar berbagai pertanyaan dari alasan Terawan menghilang, tes PCR yang mahal, target tes spesimen yang tak kunjung tercapai, perbedaan data antara pusat dan daerah, hingga petisi yang menuntut Terawan untuk mundur dari kursi Menteri Kesehatan RI.