Cara Jitu Invetasi Dana Pendidikan S1dan S2 Untuk Anak

Jum'at, 25 September 2020 | 06:25 WIB
Cara Jitu Invetasi Dana Pendidikan S1dan S2 Untuk Anak
Ilustrasi uang sekolah.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap orangtua ingin anaknya bisa sekolah setinggi mungkin dan berharap mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya. Angan itu yang membuat banyak orangtua rela menabung sejak muda untuk bekal sekolah anaknya nanti.

Tapi bagaimana cara menyiapkan dana pendidikan anak untuk di perguruan tinggi S1 bahkan hingga S2 yang masih belasan atau puluhan tahun lagi?

Financial Trainer QM Financial, Fransisca Emi menyarankan pendidikan yang akan digunakan belasan tahun lagi, idealnya diinvetasikan pada usaha yang berisiko tinggi, tapi juga memiliki keuntungan tinggi.

"Jadi perlu masuk ke produk investasi yang risikonya tinggi, contoh biasanya dipakai reksadana saham atau saham untuk tujuan jangka panjang," jelas Fransisca dalam acara Squad Online, Selasa (23/9/2020).

Baca Juga: Bisa Ditiru, Tiga Cara Mudah Menyiapkan Tabungan Pendidikan Anak Hingga S2

Melalui invetasi ini, maka dana akan bertambah seiring semakin kecilnya nilai uang di masa mendatang, atau disebut juga dengan prinsip time value of money. "Uang Rp 100 juta sekarang sama Rp 100 juta yang akan datang, lebih berharga Rp 100 juta yang sekarang, jadi satu prinsip time value of money," jelas Fransisca .

Meski tidak harus reksadana, produk investasi yang dipilih harus berdasarkan perhitungan dan kebutuhan keluarga yang cocok. Itu berarti bisa dalam bentuk emas, investasi saham, investasi properti dan sebagainya.

Tapi Fransisca mengingatkan sebelum memilih produk investasi untuk dana pendidikan, penting lebih dulu menentukan tujuan dana investasi.

Misalnya orangtua ingin menyekolahkan anak di Fakultas Kedokteran di universitas tertentu. Maka baiknya orangtua mencari tahu lebih dulu berapa biaya, nilai investasi, kenaikan inflasi di universitas tersebut, hingga kebutuhan fasilitas pendidikan dan sebagainya.

Setelah dihitung besaran dana yang dibutuhkan, maka koreksi dan evaluasi kemampuan keuangan untuk memenuhi biaya, cukup atau tidak pemasukannya. Setelah terpenuhi baru memikirkan produk investasi yang tepat untuk merawat uang tersebut agar nilainya tidak menurun dari tahun ke tahun yang termakan inflasi.

Baca Juga: Sangar! Video Kampanye Anti Senioritas dan Bullying di Sekolah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI