Suara.com - Kasus terdamparnya ratusan paus di pesisir pantai Pulau Tasmania berakhir tragis. Hampir 400 paus meninggal, yang membuat bangkai mereka harus segera dievakuasi.
Dilansir ANTARA, pejabat Australia pada Kamis (24/9/2020) mulai merencanakan tugas berat untuk membuang hampir 400 bangkai paus karena harapan akan ada lebih banyak paus terdampar yang selamat telah pudar.
Itu merupakan salah satu peristiwa paus terdampar massal terbesar di dunia.
Tim penyelamat pada Kamis sore telah berhasil membebaskan sekitar 70 paus pilot bersirip panjang yang terdampar di lepas pantai selatan terpencil Australia.
Baca Juga: Total 470 Ekor Puas Pilot Terdampar di Pantai Barat Tasmania, 90 Mati
Mayoritas dari sejumlah paus yang dibebaskan telah mencapai air yang lebih dalam, kata para pejabat, tetapi empat paus kemungkinan akan disuntik mati dan yang lainnya mungkin akan dilepas ke pantai ketika air pasang.
Waktu terus berlalu untuk 20 paus yang tersisa dan masih menggelepar di perairan dangkal di beting yang luas, empat hari setelah kelompok paus berjumlah 470 itu pertama kali terlihat terdampar di lepas pantai barat laut negara bagian pulau Tasmania.
"Di atas 24 jam ke depan, sisa hewan yang masih hidup akan berkurang kelangsungan hidupnya," kata Nic Deka, pengendali insiden untuk Kantor Layanan Taman dan Margasatwa.
Akibatnya, pihak berwenang mengembangkan rencana untuk membuang setidaknya 380 paus di laut. Operasi itu, menurut Deka, dapat memakan waktu berhari-hari.
"Pilihan utama kami adalah untuk membuang bangkai paus ke laut, kami masih menerima saran ahli mengenai di mana seharusnya titik pembuangan itu," kata Deka, yang menyebutkan bahwa paus yang membusuk dapat menimbulkan risiko kesehatan lingkungan.
Baca Juga: Cuaca Dingin Hambat Penyelamatan Ratusan Paus yang Terdampar di Tasmania
Para ahli biologi kelautan memperingatkan bahwa tugas pembuangan bangkai paus itu akan rumit.
"Menangani lebih dari 400 paus mati adalah masalah nyata. (Itu) harus dibuang sangat jauh," kata Vanessa Pirotta, seorang ilmuwan kelautan di Universitas Macquarie.
Peristiwa terdamparnya ratusan paus itu merupakan yang terbesar dalam catatan sejarah di Australia yang modern.
Peristiwa itu telah menarik perhatian pada fenomena alam yang sebagian besar masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.
Sebuah tim penyelamat yang terdiri lebih dari 60 ilmuwan pemerintah dan sukarelawan telah berlari ke lokasi terpencil, menantang air dingin yang membekukan dalam proses mengapung yang sulit.
Sebanyak empat atau lima orang dibutuhkan untuk menempelkan tali pada seekor paus dan membimbing paus saat ditarik ke air yang lebih dalam dengan perahu.