Suara.com - Industri seni jadi salah satu industri yang paling terdampak pandemi Covid-19, karena adanya larangan untuk berkumpul.
Itu juga yang membuat Gerakan Pakai Masker (GPM) berinisiasi mengubah konsep agenda Jazz Gunung Indonesia yang tadinya diadakan secara tatap muka, menjadi konser virtual 'Road to Jazz Gunung Series' dengan tajuk Konser 7 Ruang.
Konser diselenggarakan dengan tujuan membantu pelaku seni yang terdampak pandemi dan menggalakan kembali gerakan memakai masker. Sepenuhnya dana yang dihasilkan akan disumbangkan kepada pelaku seni yang terdampak.
"Musisi adalah sosok yang memiliki ruang di hati masyakarat, sehingga diharapkan dapat turut mengedukasi masyakarat untuk disiplin mengenakan masker sebagai bagian dari tatanan kehidupan era baru," ujar Ketua Umum GPM Sigit Pramono, melalui keterangannya, Selasa (22/9/2020).
Baca Juga: Profil Edo Kondologit, Penyanyi Jazz Indonesia yang Peduli Dengan Papua
Konser ini juga rencananya akan dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, mendampingi Ketua Gerakan Pakai Masker Sigit Pramono, Pendiri BenihBaik.com Andi F Noya dan seniman Butet Kartaredjasa.
"Minimal dengan keahlian masing-masing, para praktisi seni ini dapat menggunakan talenta dan daya jangkaunya untuk menghimbau masyarakat supaya mematuhi anjuran protokol kesehatan seperti harus pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan," timpal Butet.
Konser virtual ini rencananya akan digelar pada Jumat, 25 September 2020 pada pukul 20.00 melalui channel Youtube @jazzgunung dan @dssmusic. Tampil dalam konser virtual ini musisi jazz papan atas antara lain Andien, Syaharani, Bintang Indrianto dan Audiensi Band.
Jazz Gunung merupakan penyelenggara pergelaran musik jazz bertaraf internasional di alam terbuka di Indonesia seperti Bromo, Ijen, Burangrang dan Danau Toba. Sejak tahun 2009, kegiatan ini rutin digelar setiap tahun.
Tetapi akibat pandemi, beberapa gelaran Jazz Gunung 2020 ditunda dan Jazz Gunung Bromo 2020 diundur hingga 5 Desember 2020. Adanya konser virtual ini diharapkan dapat mengobati kerinduan para penikmat Jazz Gunung.
Baca Juga: EKSKLUSIF: Cerita Joey Alexander dan Musik Jazz Amerika (Part 3-Habis)
Konser 7 Ruang sendiri merupakan sebuah digital platform yang dipelopori oleh Donny Hardono, pemilik studio DSS Musik. Diberi nama Konser 7 Ruang, karena ada 7 ruangan terpisah untuk masing-masing musisi.
Mulai dari ruang gitar, piano, bass, keyboard, vokal, drum, hingga ruang mixing. Jadi prinsip protokol jaga jarak sangat dipatuhi dalam pementasan ini. Konser semacam ini menjadi cara yang efektif untuk memamerkan karya musik di era pandemi.
"Konser virtual ini merupakan penyemangat bagi pekerja di industri musik untuk terus berkarya di tengah pandemi Covid-19. Musisi dan pelaku seni perlu menyesuaikan diri agar tetap eksis dengan memanfaatkan platform digital. Teknologi digital telah memperluas jangkauan dan memberikan solusi nyata bagi musisi untuk terus berkarya," kata Donny.
Pendiri Benihbaik.com Andy F. Noya yang juga hadir dalam konser virtual ini juga menyampaikan pentingnya bahu membahu antar elemen masyarakat untuk memulihkan sektor pariwisata dan hiburan.
"Mari kita tidak membiarkan satu sama lain merasa sendirian menghadapi pandemi ini. Melalui penggalangan dana bagi musisi dan pelaku seni ini diharapkan dapat memberikan secercah harapan bagi dunia pertunjukan dan dan sektor pariwisata," ujar Andy.