Pernikahan Sudah Tidak Sehat, 7 Tips Berpisah sebelum Kelamaan Terjebak

Selasa, 22 September 2020 | 15:03 WIB
Pernikahan Sudah Tidak Sehat, 7 Tips Berpisah sebelum Kelamaan Terjebak
Ilustrasi kekerasan (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak semua pernikahan dapat berakhir bahagia. Bahkan, pasangan yang awalnya saling mencintai pun bisa berubah setelah menikah.

Untuk mendapatkan kehidupan pernikahan bahagia, pasangan harus bisa berkomunikasi dan bekerja sama. Namun, apa jadinya jika pasanganmu berubah toxic?

Jika kamu terjebak dengan pasangan yang melakukan kekerasan, hobi selingkuh, suka mengontrol, atau punya kepribadian narsisistik, wajar jika perceraian terdengar seperti opsi terbaik.

Terlebih apabila kondisi fisik dan mentalmu sudah terancam, ada baiknya jika kamu mulai memikirkan langkah-langkah perpisahan.

Baca Juga: Terungkap, Putri Diana Ternyata Punya Gaun Pengantin Cadangan

Melansir Your Tango, inilah 7 hal yang bisa kamu lakukan untuk melepaskan diri dari pernikahan dan hubungan tidak sehat.

Ilustrasi memberi dukungan, curhat. (Shutterstock)
Ilustrasi memberi dukungan, curhat. (Shutterstock)

1. Beritahu orang lain

Jika pasanganmu kerap melakukan kekerasan, jangan ragu untuk memberitahu orang lain yang bisa dipercaya.

Bagaimanapun, proses perpisahan adalah sesuatu yang menyakitkan. Oleh karena itu, carilah seseorang yang bisa memberimu dukungan.

Pastikan pula mereka punya nomor telepon dan informasi penting yang berhubungan denganmu. Langkah ini penting untuk melindungi dirimu dari pasangan yang bersikap kasar.

Baca Juga: 6 Hal Aneh yang Bikin Pernikahan Bahagia, Salah Satunya Punya Tulang Kuat

2. Buat jaring pelindung

Selain memikirkan perpisahan, kamu mungkin khawatir dengan masalah keuangan. Hal ini terutama berlaku jika kalian sudah punya anak.

Jika kamu tidak punya pekerjaan, cobalah mencari pekerjaan. Selain itu, berkonsultasilah dengan ahli keuangan mengenai pembagian harta pasca perceraian.

Dengan begini, kamu tidak perlu khawatir soal uang setelah berpisah dari si dia.

Ilustrasi proses seleksi pekerjaan, interview. (Shutterstock)
Ilustrasi proses seleksi pekerjaan, interview. (Shutterstock)

3. Mencari pekerjaan

Seperti disebutkan sebelumnya, mencari pekerjaan penting agar kamu bisa mulai hidup mandiri.

Jika bingung, kamu bisa mulai dengan pekerjaan paruh-waktu. Usahakan untuk terbiasa hidup independen.

4. Cari tempat tinggal baru

Perceraian dapat menjadi proses yang menguras tenaga dan emosi. Mayoritas orang juga tak mau tinggal seatap dengan pasangan saat proses perceraian berlangsung.

Tanyakan pada teman atau keluarga, apakah mereka bersedia menampung dirimu untuk sementara? Pikirkan pula jika kamu sudah punya anak.

Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Ilustrasi (Foto: shutterstock)

5. Segera cari pengacara

Jika kamu sudah lama terjebak dalam pernikahan tidak sehat, wajar jika masalah di antara kalian makin menumpuk. Untuk itu, carilah pengacara yang bisa membantu.

Pengacara yang baik akan bersedia membantu dalam hal keuangan, hak asuh anak, hingga kapan waktu yang tepat untuk bercerai.

6. Berhenti berkomunikasi dengan pasangan

Jika kamu dan pasangan sudah punya anak, mungkin kalian harus tetap berkomunikasi. Namun, jangan bicara soal hal lain di luar anak.

Untuk jaga-jaga, rekam dan simpan semua bentuk percakapan. Kamu juga bisa menyimpan jurnal.

Sebisa mungkin, hindari pertengkaran atau argumen yang bisa membuatmu berubah pikiran.

Ilustrasi. (Shutterstock)
Ilustrasi. (Shutterstock)

7. Cari bantuan profesional

Selain meminta bantuan ahli keuangan dan pengacara, kamu juga bisa menemui terapis untuk membantumu secara emosional.

Jangan hadapi perpisahan ini sendirian. Sebisa mungkin, carilah bantuan dari profesional yang bisa berempati dengan keadaaanmu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI