Demi Instalasi Seni, Ratusan Orang Rela Telanjang dan Cuma Pakai Masker

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 18 September 2020 | 18:50 WIB
Demi Instalasi Seni, Ratusan Orang Rela Telanjang dan Cuma Pakai Masker
Ilustrasi masker bedah. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan orang berpose telanjang di Alexandra Palace London dengan hanya mengenakan masker wajah putih. Dibuat oleh seniman Spencer Tunick, Ini adalah karya seni partisipatif besar pertama sejak lockdown.

Sebanyak 220 anggota masyarakat berkumpul untuk instalasi jarak sosial bertajuk Everyone Together. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang termasuk dokter, pekerja rumahan, guru, dan pegawai pemerintah, dari segala usia dan gender.

Dilansir dari Metro UK, seniman, yang dikenal karena gambarnya tentang kelompok orang telanjang yang tersebar di seluruh dunia, mengatakan bahwa menciptakan karya itu 'membebaskan dan meneguhkan kehidupan'.

"Realitas massa orang yang berdekatan - bahu-membahu, kulit menyentuh kulit - mungkin sesuatu dari masa lalu untuk saat ini, tetapi masih ada keinginan untuk konektivitas alami itu, mungkin lebih sekarang daripada sebelumnya," kata dia.

Baca Juga: Ini Alasan Dokter Tak Rekomendasi Masker Scuba untuk Dipakai

Ilustrasi sarung tangan dan masker medis. (Pixabay/leo2014)
Ilustrasi masker medis. (Pixabay/leo2014)

Pameran itu diadakan dalam rangka merayakan Sky Arts menjadi saluran gratis. Seorang dokter dari London, 30, yang berpose untuk karya seni dan bekerja di unit perawatan intensif di London selama puncak pandemi itu juga ditampilkan dalam pameran.

"Saya pikir sangat penting untuk menjangkau orang-orang dengan cara yang berbeda tentang penggunaan masker dan tindakan pencegahan lainnya daripada cara didaktik yang terkadang dapat terjadi, jadi saya pikir ini adalah proyek yang hebat," kata dokter tersebut.

Selain memakai masker wajah dan mengamati jarak sosial sepanjang hari, para peserta juga menjalani kontrol keamanan yang ketat. Relawan harus mengisi kuesioner pra-penyaringan, pemeriksaan suhu pada saat kedatangan.

Mereka diatur dalam antrian satu arah melalui megafon. Semua peserta setidaknya terpisah satu meter (meskipun sudut gambar membuat mereka tampak lebih dekat)

Baca Juga: Tolak Pakai Masker saat Kebaktian, Pendeta Ini Terinfeksi Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI