UMKM Rentan Terserang Phising saat Covid-19, Lakukan Ini Untuk Pencegahan

Jum'at, 18 September 2020 | 15:21 WIB
UMKM Rentan Terserang Phising saat Covid-19, Lakukan Ini Untuk Pencegahan
Ilustrasi, Pameran UMKM. (Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aturan menjaga jarak dan tidak berkerumun membuat manusia semakin tergantung pada teknologi di masa pandemi Covid-19. Mirisnya, fenomena ini juga membuat aksi kejahatan cyber semakin tinggi, termasuk aksi phising yang dialami UMKM.

Peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Tony Seno Hartono, M.Ikom, mengungkap nyaris 200.000 serangan phising yang dialami UMKM.

"Menurut Kapersky, pada kuartal pertama 2020 di Indonesia, terdapat 192.591 serangan phising terhadap UMKM, naik dari 158.492 pada kuartal pertama 2019. Peretas mengirim email terkait informasi Covid-19 dalam upaya memanfaatkan potensi keingintahuan dan kepanikan," jelas Tony dalam acara #AmanBersamaGojek, Jumat (18/9/2020).

Phising adalah penipuan berkedok transfer perbankan, pembobolan data pengguna e-commerce, penipuan langganan layanan streaming berbayar dengan iming-iming gratis.

Agar tidak menjadi korban di masa mendatang, Tony mengingatkan untuk menggunakan device yang bersih dan selalu diupdate, tidak lupa menggunakan antimalware, antiphishing, dan menggunakan email yang sudah berbasis cloud antiphising.

"Sehingga phishing yang masuk ke perusahaan kita atau UMKM, bisa diblokir. Kita kalau gunakan aplikasi bagus, email yang kita terima itu bersih tidak ada phising," terangnya.

"Phising itu biasanya kalau kita masuk inbox email itu banyak sekali, seperti 'Selamat dapatkan hadiah ada di email', jika orang yang sudah gunakan aplikasi itu phishing sangat sedikit," lanjutnya.

Pertahanan selanjutnya social engineering yang normal, seperti tidak mudah percaya dan cek ricek kembali jika ada email yang aneh, mengejutkan dan tidak wajar, jangan mudah percaya, termakan kesedihan atau kesenangan yang bisa jadi itu penipuan.

"Cek dan ricek sumbernya, dilihat dulu apakah pengirimnya asli atau tidak," tutup Tony.

Baca Juga: Pemerintah Perlu Gencar Edukasi soal Penyaluran Kredit Dana PEN

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI