Hadapi Pandemi, Penjual Gudeg di Jogja Kembangkan Penjualan Online

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 18 September 2020 | 14:22 WIB
Hadapi Pandemi, Penjual Gudeg di Jogja Kembangkan Penjualan Online
Gudeg dalam kemasan mulai dijual di Yogyakarta. (Dok. ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat warung makan hingga restoran kesulitan mendapatkan pelanggan, termasuk warung makan yang menjajakan produk gudeg.

Untuk mengatasinya, sejumlah produsen gudeg di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memaksimalkan penjualan kuliner khas Yogyakarta itu lewat penjualan online.

"Hampir semua produsen gudeg di Yogyakarta mulai menjual secara daring," kata Wakil Ketua Asosiasi Penjual Gudeg (Aspeg) DIY Chandra Setiawan Kusuma di Yogyakarta, dilansir ANTARA.

Menurut Chandra, penjualan secara daring mau tidak mau harus dipilih sebagian besar produsen gudeg di DIY karena pembelian secara konvensional di rumah makan atau warung mengalami penurunan drastis sejak awal pandemi.

Baca Juga: Asyiknya Nongkrong Ditemani Mobil Klasik di Classic Coffee Jogja

"Gudeg ini 75 persen peminatnya adalah wisatawan. Kalau pariwisata turun ya penjualan kami juga ikut turun," kata pemilik Warung Gudeg Bu Lis ini.

Untuk menjual secara daring sebagian produsen mulai mengemas kuliner berbahan dasar gori atau nangka ini dalam bentuk kaleng sehingga bisa bertahan lebih lama hingga satu tahun.

"Kalau pembelian dengan jasa pesan antar di area Yogyakarta masih bisa dalam bentuk kendil atau besek lengkap dengan nasi," kata dia.

Menurut dia, 25 persen dari anggota Aspeg DIY yang berjumlah 40 produsen telah mengalengkan gudeg dengan aneka olahan yang bervariasi.

Mulai dari gudeg nangka, gudeg manggar, hingga gudeg kepala dan ceker ayam.

Baca Juga: Rindu Kuliner Jogja, Coba di Rumah Resep Gudeg Nangka Ini

"Untuk pemesanan kebanyakan justru dari luar kota, bahkan Jakarta," kata dia.

Pemilik Warung Gudeg Yu Djum di Jalan Wijilan, Kota Yogyakarta, Eni Hartono mengaku terbantu dengan penjualan secara daring dalam bentuk kemasan kaleng.

Meski begitu, kata dia, belum signifikan mendongkrak bisnis kulinernya.

Kendati dijual dalam bentuk kemasan kaleng, Eni mengaku harus tetap mempertahankan cita rasa olahan gudegnya dengan standar mutu bahan baku yang telah digunakan secara turun temurun.

"Tapi ini cukup membantu karena yang datang langsung (di rumah makan) kadang ada, kadang sepi. Apalagi DKI Jakarta mulai PSBB lagi," kata dia yang menjual gudeg kemasan kaleng mulai Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu ini.

Kepala Bidang Layanan Kewirausahaan, Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan mengaku telah mengintensifkan pelatihan penjualan berbasis digital bagi para pelaku UMKM di DIY.

Untuk mendorong transaksi penjualan pelaku UMKM secara daring, menurut dia, Dinas Koperasi dan UKM DIY sebelumnya juga telah memfasilitasi gratis ongkos kirim.

Menurut dia, hingga Juli 2020 pihaknya telah mengucurkan dana hingga Rp100 juta untuk fasilitas itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI