Bangga, Tim Indonesia Lolos Seleksi Program Wirausaha Muda International

Senin, 14 September 2020 | 14:17 WIB
Bangga, Tim Indonesia Lolos Seleksi Program Wirausaha Muda International
Ilustrasi entrepreneur, wirausaha. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program Young Social Entrepreneurs (YSE) atau program wirausaha muda internasional dari Singapore International Foundation (SIF) tetap diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19. Kini, terpilih 29 pemuda pembawa perubahan dari 9 negara, termasuk Indonesia.

Berdasarkan siaran pers yang suara.com terima, sejak 2010, program YSE dibuat untuk memberikan kesempatan bagi kaum muda dari berbagai belahan negara untuk mengubah dunia. Para peserta yang terpilih akan mempelajari keterampilan baru yang memberdayakan dalam membentuk dan memperkuat model bisnisnya, dan di saat bersamaan dapat membangun jaringan profesional untuk potensi kolaborasi dan pertumbuhan berkelanjutan.

Mereka ialah Febi Agil Ifdillah dan Lintang Kusuma Pratiwi dari Neurafarm (Indonesia) yang menciptakan konsep pertanian cerdas dengan misi tunggal, yakni untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya di industri pertanian melalui teknologi. Tujuan mereka adalah membantu mencapai ketahanan pangan global, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjadikan dunia tempat yang lebih baik.

"Di tengah pembatasan perjalanan, kami menghargai kesempatan untuk tetap dapat terhubung dengan para wirausahawan sosial dan pemimpin pasar dari negara lain. Sesi berbagi pengetahuan dan bertukar pikiran ini mengajarkan kami pentingnya memiliki perspektif global dalam mengelola bisnis sosial," kata Febi Agil Ifdillah, CEO Neurafarm dari Indonesia.

Baca Juga: Ucapkan Selamat ke Gibran, Wali Kota Risma: Semoga Solo Jadi Kota Wirausaha

Kemudian ada juga Shofi Latifah Nuha Anfaresi dan M Sayyid Tsabit Anfaresi dari Aikite yang memecahkan masalah pencemaran air untuk orang-orang di daerah pedesaan dengan cara menyediakan komunitas lokal dengan filter yang terjangkau untuk mengolah air yang tercemar. Mereka juga memberikan pendidikan dan konsultasi gratis kepada masyarakat lokal tentang air dan kesehatan masyarakat.

Tahun ini, angkatan ke-11 program YSE mempresentasikan ide bisnis sosial mulai dari pemanfaatan teknologi baru untuk mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif, dan menganjurkan cara alternatif untuk menyelamatkan lingkungan, hingga memberdayakan komunitas yang rentan melalui edukasi dan pelatihan kerja.

Workshop YSE ini terdiri dari rangkaian intensif webinar dan klinik bisnis yang dipimpin oleh para wirausahawan sosial, thought leaders, dan ahli strategi bisnis. Peserta nantinya juga akan mendapatkan pengetahuan untuk menjadi wirausaha sosial yang efektif dalam sesi keuangan, pemasaran, dan pengukuran dampak. Mereka juga dapat berinteraksi dengan rekan-rekan sepemikiran dari berbagai kewarganegaraan, mendapatkan pemahaman lintas budaya lebih dalam untuk menjalin pertemanan baru, dan menjalin hubungan profesional.

Selama enam bulan ke depan, mereka akan dibimbing oleh konsultan bisnis terkemuka dari McKinsey & Company dan Temasek International, untuk membentuk semangat berwirausaha yang relevan dengan sektor mereka.

"Meskipun kami tidak dapat membawa peserta YSE secara fisik ke Singapura tahun ini, wadah digital menawarkan peluang baru untuk menumbuhkan energi, semangat inovatif, dan hasrat dari pemuda pembawa perubahan yang didorong oleh rasa tujuan sosial yang kuat," kata Ketua Singapore International Foundation, Ong Keng Yong.

Baca Juga: Tetap Produktif di Tengah Pandemi, Ponpes di Bantul Ajak Santri Wirausaha

Menurutnya, di masa tantangan ekonomi, iklim, dan tantangan kesehatan global, hal-hal tersebut bahkan menjadi lebih penting untuk mempercepat laju inovasi sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI