Suara.com - Pandemi Covid-19 tak menghalangi pembangunan destinasi wisata Puncak Waringin, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Pandemi justru 'mempercepat' proses pembangunan yang digadang-gadang sebagai salah satu lokasi terbaik menyenja di Labuan Bajo tersebut. Dari pemerintah pusat, target pembangunan di area Puncak Waringin diharapkan selesai pada Desember 2020 ini.
"Pekerjaan tidak jadi lambat tapi gas. Agar pandemi lewat, pariwisata kita bisa pulih," kata Yori Antar selaku arsitek pembangunan Puncak Waringin kepada wartawan saat kunjungan ke Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo, NTT, Minggu (13/9/2020).
Ia menjelaskan, nantinya gedung dengan atap kerucut khas bangunan masyarakat Wae Rebo tersebut akan menjadi pusat suvenir khas kerajinan masyarakat Labuan Bajo. Selain itu, di sana juga akan dijadikan tempat pertunjukan kebudayaan serta spot menyaksikan matahari terbenam dengan pemandangan lautan lepas dan kapal-kapal phinisi yang cantik
Baca Juga: Bakal Dijadikan Wisata Super Prioritas, Labuan Bajo Masih Banyak Sampah
Menurut Yori, sunset atau matahari tenggelam di Labuan Bajo tak akan jauh berbeda--bahkan diklaim lebih indah dari sunset di Bali.
Disebut, cahaya matahari petang Labuan Bajo akan membentuk siluet pulau-pulau kecil serta kapal-kapal phinisi yang tengah berlayar, membuat suasana sunset makin menawan. Agar Puncak Waringin mudah dikenal dan diingat wisatawan, Yori sengaja membuat narasi bangunan tersebut sebagai Kompas Bajo.
"Karena itu kan ada arahnya Timur ke Barat, matahari tenggelam ke sana. Kita perlu kasih narasi supaya mudah dikenal oleh para pengunjung dan mudah dipahami. Karena Bajo ini wisatanya lain sendiri, beda sendiri dan paling unik di dunia. Kita punya gunung yang lancip, di sini juga dikenal sebagai tempat tinggal Komodo," paparnya.
Puncak Waringin sendiri terletak tak jauh dari Pelabuhan Labuan Bajo yang menjadi tempat keberangkatan kapal-kapal menuju pulau-pulau di kawasan Taman Nasional Pulau Komodo.
Dari Puncak Waringin, wisatawan dapat menikmati pemandangan laut, pulau-pulau sekitar pelabuhan serta dermaga tempat kapal-kapal bersandar.
Baca Juga: Menangkap Keindahan Bukit Cinta dan Bukit Teletubbies di Labuan Bajo
Saat menengok ke lokasi konstruksi, pembangunan telah setengahnya dibangun. Sesuai arahan Presiden Jokowi, destinasi wisata di Labuan Bajo harus menjadi wisata premium dan menjadi destinasi wisata super prioritas saat ini.
"Presiden bilang kalau kita harus bikin ini dermaga Nusantara kelas dunia, jangan tanggung-tanggung. Pas datang lagi, (Presiden) katakan harus kelas dunia premium super prioritas," kata Yori.
Sebagai arsitek kondang, Yori tidak hanya dipercaya untuk menata Puncak Waringin tetapi juga beberapa destinasi potensial di Labuan Bajo lainnya.
Salah satunya adalah Pulau Rinca yang rencananya akan dibuat laiknya wisata taman jurassic atau Jurassic Park, sebuah taman fiksi serta rumah bagi kawanan mahluk punah dinosaurus.
Selain itu, Yori juga dipercaya memberesi kawasan wisata populer lainnya di Labuan Bajo yaitu Batu Cermin. Di wisata geopark bebatuan besar tersebut, terdapat goa yang di dalamnya menyimpan fosil penyu, ikan, dan koral. Kawasan wisata Batu Cermin juga ditargetkan rampung pada akhir 2020 ini.
"Batu cermin itu wisata geopark bangunannya bentuknya seperti batu. Semua itu pengerjaannya harus selesai akhir tahun," tutup Yori.