Ingin Minum Kopi Sambil Kurangi Sampah Plastik, Begini Caranya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 11 September 2020 | 17:25 WIB
Ingin Minum Kopi Sambil Kurangi Sampah Plastik, Begini Caranya
Ilustrasi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanpa disadari kebiasaan ngopi atau minum kopi setiap hari juga berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah sampah plastik yang dihasilkan dari kemasan tersebut. Padahal, Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan sampah plastik terbanyak di dunia.

Hal ini yang membuat KISAKU memperkenalkan penggunaan gelas plastik tanpa sedotan (strawless cup), serta memulai kolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan.

"KISAKU Sustainability Program hanyalah langkah kecil untuk lingkungan yang lebih baik, apalagi kami juga sadar bahwa bisnis ini sulit untuk 100 persen menghapus penggunaan bahan plastik," kata Catherine Halim, Co-founder dan Managing Partner KISAKU.

Oleh karenanya Catherin memutuskan berkolaborasi dengan Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan dalam sampah yang masih dihasilkan bisa diolah secara lebih baik.

Baca Juga: Wika Salim Sedang Menggemari Moge dan Bisnis Kopi

Home Series, DIY Kit, tumbler KISAKU, dan gelas plastik tanpa sedotan (strawless cup). (Dok: KISAKU)
Home Series, DIY Kit, tumbler KISAKU, dan gelas plastik tanpa sedotan (strawless cup). (Dok: KISAKU)

Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administratif Jakarta Selatan menyatakan bahwa tanpa adanya pemilahan sampah yang benar, maka Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan penuh dalam jangka waktu maksimal dua tahun.

Untuk itu pemilahan sampah penting dilakukan, agar sampah daur ulang dapat dimanfaatkan kembali oleh pihak ketiga sehingga membantu mengurangi volume sampah di TPA.

Ada empat komponen yang dapat didaur ulang, yaitu kertas, plastik, besi dan logam, serta kaca. Data dari Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan menyebutkan bahwa selama Januari - September 2020, sampah kertas menempati urutan pertama sejumlah 106.491 kg.

Sementara urutan kedua ditempati sampah plastik dengan jumlah 61.075 kg. Selanjutnya urutan ketiga ditempati oleh sampah besi dan logam sejumlah 12.948 kg, dan kaca di urutan keempat dengan jumlah 10.139 kg.

Catherin menjelaskan, bahwa selain menghapus penggunaan plastik sekali pakai, pihaknya juga memberikan diskon 10 persen bagi pelanggan yang membawa tumbler.

Baca Juga: Sempat Ragu, Petani Kopi Ini Sekarang Tanahnya Bersertifikat

Melalui program ini, Ctatherine mengajak pelanggan untuk mengembalikan produk daur ulang yang terdiri dari botol air minum kemasan, botol KISAKU (160ml, 250ml, dan 1 liter), serta gelas plastik.

"Tiap pelanggan yang mengembalikan satu produk daur ulang akan mendapat satu stempel di kartu Program Daur Ulang KISAKU," kata dia.

Setelah mengumpulkan 10 stempel, pelanggan dapat menukarkannya dengan satu buah minuman Iced/Hot Black, Iced/Hot Latte, Iced/Hot Kampoeng Latte, Iced/Hot Pandan Latte, Iced/Hot Chocolate, dan Iced/Hot Mocha. Nantinya tiap produk daur ulang yang berhasil dikumpulkan oleh KISAKU akan dikirimkan ke Bank Sampah Induk Gesit Jakarta Selatan, untuk diolah lebih lanjut dengan bekerjasama bersama pihak ketiga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI