Mau Ambil Cicilan? Perhatikan Dulu Saran Dari Perencana Keuangan Ini

Minggu, 06 September 2020 | 16:05 WIB
Mau Ambil Cicilan? Perhatikan Dulu Saran Dari Perencana Keuangan Ini
Menabung agar tidak menyesal di hari tua.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membeli barang dengan cara kredit telah lazim dilakukan banyak orang. Tetapi dalam pandemi saat ini, di mana kondisi keuangan ikut terganggu, cicilan sudah pasti akan semakin memberatkan. 

Oleh karena itu, ada hal yang harus Anda perhatikan jika berniat kredit barang tertentu. Perencana Keuangan Tejasari Asad mengatakan, hal yang paling menentukan untuk mengambil cicilan adalah kondisi penghasilan.

 "Tegantung penghasilannya seperti apa. Kalau gak ada masalah, gak ada penurunan, gak apa-apa ambil kredit. Tapi kalau ada penurunan gaji, kantor tempatnya bekerja agak goyang itu sebaiknya ditunda dulu," kata Teja saat dihubungi suara.com beberapa waktu lalu.

Kalaupun terpaksa harus membeli sesuatu, ia menyarankan sebaiknya membeli secara tunai dengan barang bekas. Agar tidak menimbulkan utang. Ia menyampaikan, terpenting dalam melakukan kredit barang, total cicilan per bulan jangan lebih dari seperti penghasilan.

Baca Juga: Viral Gaji Rp 80 Juta Terlilit Utang, Pakar Perencana Keuangan Buka Suara

Ilustrasi menabung uang (Shutterstock)
Ilustrasi menabung uang (Shutterstock)

Untuk yang sudah berkeluarga, jika kedua pasangan bekerja maka jumlah cicilan maksimal idealnya sepertiga dari penghasilan suami dan istri.

"Kalau cicilan rumah KPR dan mobil kan beda. Karena kalau cicilan rumah bunganya efektif maksimal cicilan bagusnya 10 tahun. Kalau lebih dari itu membayar bunga akan lebih besar. Sementara kalau cicilan mobil atau motor bunganya flat. Mungkin kalau dua atau tiga tahun adalah periode cukup baik. Kalau lebih dari itu bayar bunganya terlalu besar," jelas Teja.

Status utang termasuk tanda dari sehat atau tidaknya kondisi keuangan seseorang, kata Teja. Prinsipnya, total cicilan jangan sampai lebih dari sepertiga penghasilan. Selain itu, ciri keuangan yang sehat juga orang tersebut harus memiliki dana darurat minimal sebanyak tiga bulan pengeluaran keluaran.

"Kalau kondisi sekarang, daripada uangnya buat bayar cicilan kan mending untuk menambah dana darurat," ucap Teja.Kemudian ciri terakhir, seseorang dalam kondisi keuangan sehat ketika ia masih mampu menabung secara rutin minimal 10 persen dari penghasilan.

Baca Juga: 5 Alasan Pentingnya Atur Keuangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI