7 Tanda Pernikahan di Ujung Tanduk, Bisa Memicu Perceraian

Jum'at, 04 September 2020 | 15:40 WIB
7 Tanda Pernikahan di Ujung Tanduk, Bisa Memicu Perceraian
Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang menjalin ikatan pernikahan karena saling mencintai. Namun seiring berjalan waktu, perasaan itu bisa saja berubah hingga pasangan suami-istri memutuskan berpisah.

Melansir Yourtango, pengacara perceraian Bruce Provda serta terapis pernikahan dan keluarga Olga Bloch mengungkapkan beberapa tanda bahwa seseorang mungkin akan bercerai dari pasangannya.

Anda memikirkan kehidupan seorang lajang

Banyak orang kadang melihat pasangannya dan berpikir, "Aku mestinya bisa nongkrong sekarang."

Baca Juga: Pengantin Wanita Heboh di Pernikahan, Warganet: Itu Sungkeman Apa Kesurupan

Ilustrasi pasangan konflik. (Shutterstock)

Namun, Provda mengatakan, ada perbedaan antara mengenang kehidupan sebelum menikah dan membayangkan betapa hidup bakal jauh lebih baik jika terjadi perceraian.

Masa sulit lebih menyedot perhatianmu ketimbang momen bahagia selama pernikahan

Provda mengatakan, "Ketika klien meminta nasihat kepada saya tentang hubungan mereka yang bermasalah, saya bertanya, 'Apakah Anda mengingat lebih banyak kenangan buruk daripada kenangan indah?' Jika jawabannya iya, Anda dalam bahaya."

Menurut Provda setiap pernikahan memiliki masalah masing-masing. Namun, berbeda jika hanya hal buruk saja yang Anda ingat.

Saat melihat kembali hubungan dengan pasangan, bisa jadi pertanda bahaya jika Anda berpikir, "Sial! Aku tidak ingat pernah bahagia!"

Baca Juga: Cegah Perceraian, Mediator Wajib Berikan Solusi Masalah Rumah Tangga

Ada konflik yang tak pernah benar-benar terselesaikan

Wajar jika pasangan sesekali atau sering bertengkar. Namun, masalah yang lebih parah datang ketika pertengkaran berulang dan kedua pihak putus asa seta tak ada yang berubah.

Menurut Bloch, jika ada konflik yang tak kunjung menemukan jalan tengah atau solusi sehingga memperparah sakit hati, perceraian mungkin bakal dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasinya.

Anda tidak atau berhenti berbicara dengan pasangan

Jika tidak ada lagi komunikasi, jelas ini merupakan tanda hubungan tidak sehat. Bloch menyarankan pasangan membicarakan lebih dari sekadar urusan sehari-hari tentang apa yang terjadi di rumah, kondisi anak, atau tanggung jawab dasar. Tetapkan saling berbagi tentang lebih banyak hal agar cinta tidak padam

Anda mengabaikan perasaan pasangan Anda

Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)

Hal terburuk dalam sebuah hubungan adalah memperlakukan pasangan seolah perasaannya sama sekali tidak penting. Bahkan jika Anda tidak setuju dengannya, setidaknya dengarkan dia.

"Jika Anda mendapati diri Anda terlalu defensif dan meremehkan perasaan pasangan, Anda berisiko tinggi untuk bercerai," tegas Prodva. "Ini adalah ciuman kematian untuk sebuah pernikahan."

Anda merasa berjuang sendiri

Saat pernikahan bermasalah, Anda dan pasangan perlu sama-sama menyingsingkan lengan dan menyelesaikan masalah tersebut.

Jika Anda merasa dia tidak tertarik untuk melakukan apapun sehingga merasa hanya berjuang sendiri, perceraian bisa jadi sudah dekat.

Anda tidak bisa menjadi diri sendiri

Jika Anda tidak bisa menjadi diri sendiri, mengapa harus bersamanya? Sungguh melelahkan untuk berpura-pura menjadi seseorang yang bukan Anda.

Bloch menjelaskan, kondisinya lebih buruk jika seseorang merasa tidak bisa menjadi diri sendiri karena takut mengecewakan pasangan atau memulai pertengkaran lain.

Anda merasa sengsara karena terus berubah demi membuat orang lain bahagia sehingga lama-lama berpikir jika perceraian terdengar lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI