Suara.com - Transportasi air tradisional di Sungai Musi, Palembang, wajib dilestarikan.
Bukan hanya karena faktor adat dan budaya, namun transportasi air juga bisa jadi salah satu potensi pariwisata Sungai Musi.
"Sekarang ini masih ada beberapa jenis sarana transportasi air tradisional yang digunakan masyarakat di perairan Sungai Musi Palembang dan anak sungai di beberapa kabupaten dalam wilayah Sumsel," ujar budayawan sekaligus pembina adat Sumatera Selatan, Saudi Berlian, dilansir ANTARA.
Sarana trasportasi air paling utama seperi rakit, perahu dengan jenis dan pengembangannya perlu dilestarikan untuk menunjang berbagai aktivitas masyarakat di wilayah perairan dan mempertahankan keberadaan warisan budaya.
Dia menjelaskan, perahu dan rakit sebagai manifestasi masyarakat akuarian atau masyarakat yang cenderung pada air di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.
Masyarakat akuarian dan tradisi maritim menjadi unsur utama pembentukan tradisi sosial dan budaya di Sumsel pada masa lalu.
Pertimbangan lokasi permukiman, pola pikir, sumber ekonomi dan prasarana transportasi dalam banyak hal kompatibel dengan jaringan dan sistem maritim yang berpusat pada air, katanya.
Koleksi museum negeri Balaputra Dewa Palembang memiliki tiga jenis perahu yang disebut perahu lesung, perahu tambang, dan perahu model.
Perahu lesung sampai sekarang masih ditemukan di beberspa tempat di Sumsel seperti Kabupaten Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir.
Baca Juga: Intip Renovasi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring
Sebagai perahu jalur perkembangan perahu lesung sekarang ini bisa dilihat pada perahu bidar standar 26 meter yang biasa digunakan untuk lomba perahu bidar pada setiap peringatan HUT RI.