Budayawan Minta Transportasi Air di Sungai Musi Palembang Tak Boleh Hilang

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 03 September 2020 | 21:55 WIB
Budayawan Minta Transportasi Air di Sungai Musi Palembang Tak Boleh Hilang
Jembatan Ampera yang membelah Sungai Musi. (Foto: AntaraWidodo S. Jusuf)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Transportasi air tradisional di Sungai Musi, Palembang, wajib dilestarikan.

Bukan hanya karena faktor adat dan budaya, namun transportasi air juga bisa jadi salah satu potensi pariwisata Sungai Musi.

"Sekarang ini masih ada beberapa jenis sarana transportasi air tradisional yang digunakan masyarakat di perairan Sungai Musi Palembang dan anak sungai di beberapa kabupaten dalam wilayah Sumsel," ujar budayawan sekaligus pembina adat Sumatera Selatan, Saudi Berlian, dilansir ANTARA.

Sarana trasportasi air paling utama seperi rakit, perahu dengan jenis dan pengembangannya perlu dilestarikan untuk menunjang berbagai aktivitas masyarakat di wilayah perairan dan mempertahankan keberadaan warisan budaya.

Baca Juga: Intip Renovasi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring

Dia menjelaskan, perahu dan rakit sebagai manifestasi masyarakat akuarian atau masyarakat yang cenderung pada air di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.

Masyarakat akuarian dan tradisi maritim menjadi unsur utama pembentukan tradisi sosial dan budaya di Sumsel pada masa lalu.

Pertimbangan lokasi permukiman, pola pikir, sumber ekonomi dan prasarana transportasi dalam banyak hal kompatibel dengan jaringan dan sistem maritim yang berpusat pada air, katanya.

Koleksi museum negeri Balaputra Dewa Palembang memiliki tiga jenis perahu yang disebut perahu lesung, perahu tambang, dan perahu model.

Perahu lesung sampai sekarang masih ditemukan di beberspa tempat di Sumsel seperti Kabupaten Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir.

Baca Juga: Intip Tradisi Bubur Suro saat Perayaan 10 Muharram di Palembang

Sebagai perahu jalur perkembangan perahu lesung sekarang ini bisa dilihat pada perahu bidar standar 26 meter yang biasa digunakan untuk lomba perahu bidar pada setiap peringatan HUT RI.

Perahu lesung merupakan transportasi di perairan sungai yang cukup dalam dalam dengan menggunakan dayung dan berkembang ditambah kemudi.

Kemudian perahu model secara bentuk memiliki wujud campuran antara perahu jenis dangkuk dan lancang.

Perahu dangkuk digunakan sebagai sarana angkutan material, hasil alam, dan angkutan barang.

Sedangkan perahu lancang digunakan untuk angkutan orang dan barang dengan jarak sedang, kata budayawan yang juga Pengurus Dewan Pembina Adat Sumsel itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI