Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat banyak negara dunia terancam mengalami resesi termasuk Indonesia. Resesi sendiri bisa memiliki efek domino seperti semakin banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), kredit macet, hingga kehilangan tempat tinggal.
Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), memperkirakan pengangguran pada 2020 mencapai 8,1 persen hingga 9,2 persen. Jumlah pengangguran juga diperkirakan naik 4 juta hingga 5,5 juta orang dari tahun sebelumnya.
Meskipun masih bekerja, saat resesi ancaman PHK bisa menimpa siapa saja. Kalau sudah begini, yang bisa dilakukan adalah sebisa mungkin menghemat uang selama pandemi.
Mengutip Business Insider, Rabu (2/9/2020) Penasihat Keuangan Pribadi sekaligus Pengusaha Ramit Sethi mengatakan hal yang bisa dilakukan adalah melakukan flossing atau memangkas pengeluaran. "Kita sering merasa bersalah, harusnya kita tahu sudah melakukan ini sejak lama, padahal ada ratusan pengeluaran yang seharusnya bisa dikurangi," ujar Sethi.
Baca Juga: 4 Hal Ini Bisa Terjadi Jika RUU Cipta Kerja Tidak Disahkan
Lelaki pencipta platform Earnable dan I Will Teach You To Be Rich itu mengatakan setidaknya ada tiga pengeluaran teratas yang bisa diminimalisir, antara lain:
1. Negosiasi uang sewa
2. Makan di luar rumah
3. Belanja pakaian dan barang
Ketiga sumber pengeluaran ini sebaiknya kembali dievaluasi. Seperti biaya sewa, misalnya banyak kerja di rumah tapi Anda mengontrak apartemen atau kosan dekat kantor dan jarang ditempati.
Sebaiknya negosiasikan kepada pemilik, minta potongan harga karena Anda tidak banyak berada di apartemen atau kosan. Itu artinya Anda tidak banyak memakai listrik, air dan biaya sampah, maka cobalah minta keringanan.
Kedua, selama pandemi memang sebaiknya berhati-hati dan tidak banyak keluar rumah. Seperti sekedar untuk makan di luar dan biaya ngopi untuk bertemu kawan. Sebenarnya itu bisa dikurangi dan diminimalisir dengan memasak dan membuat kopi sendiri di rumah.
Baca Juga: Dana yang Harus Disiapkan Sebelum RI Resesi dan Berita Terpopuler Lainnya
Ketiga, kita seringkali lapar mata melihat barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Maka mulailah berpikir dulu sebelum membeli barang, apakah Anda butuh atau sekedar ingin.
Kalau butuh biasanya sudah tidak ada pengganti benda tersebut, misalnya membeli tas hanya karena sedang diskon, bukan karena Anda benar-benar butuh untuk digunakan.
"Tidak perlu mencari-cari untuk menghemat pengeluaran, karena kita bisa menyimpan uang, jika bisa meminimalisir ketiga pengeluaran terbesar itu," terang Sethi.
Sadar atau tidak, situasi pandemi ini memudahkan untuk menghemat uang, karena tidak banyak restoran, tempat wisata, atau tempat berbelanja yang buka.
"Ini seolah memberitahu kita bahwa berhemat bukanlah tentang kemauan keras, melainkan tentang adanya sistem yang mendukung secara jangka panjang," tutupnya.