Suara.com - Beberapa waktu lalu, media sosial Twitter sempat diramaikan oleh utas yang dibuat seleb tweet, Revina @tucarino_ tentang generasi sandwich, dimana ia memiliki tanggung jawab financial terhadap orangtua serta adik-adiknya.
Utasan perempuan itu lantas menjadi viral dan memicu perdebatan warganet. Ada yang setuju, namun tidak sedikit juga yang menentangnya, karena itu dianggap bakti anak kepada orangtuanya.
Generasi sandwich, didefinisikan oleh Psikolog Vera Itabiliana sebagai mereka yang berusia 45 hingga 65 tahun. Mereka yang berada di tengah-tengah, terhimpit di antara kebutuhan anak hingga cucu dan orangtuanya yang sudah lansia, tidak bisa produktif, dan tidak punya pemasukan.
"Intinya, mereka bertanggung jawab terhadap orang-orang yang usianya lebih muda dan lebih tua daripada mereka. Jadi mereka urusi banyak hal, dari urusan finansial, kesehatan, itu semua ditanggung sandwich generation ini, jadi memang cukup bebannya berat," ujar Vera dalam acara peluncuran Avrist Prime Hospital Surgical, Senin (31/8/2020).
Baca Juga: Di Masa Depan, Generasi Milenial akan Tinggal di Hunian Vertikal
Perempuan lulusan Universitas Indonesia (UI) itu menyebut generasi sandwich juga bisa terjadi kepada mereka yang belum menikah dan belum memiliki anak.
"Yang belum berkeluarga pun sudah sebagai sandwich generation kalau mereka sudah terbebani tanggung jawab pada orang-orang di sekitarnya, adiknya, keponakan, dan orangtua," tutupnya.
Vera juga menjabarkan data Badan Pusat Statis (BPS) 2018 yang memprediksi jika di tahun 2020 terdapat angka lansia dan anak yang belum produktif cukup tinggi dari total penduduk Indoneia. Lansia sebanyak 18 juta dan mereka yang belum produktif 16 juta.
Sedangkan jumlah yang produktif sebanyak 185 juta jiwa. Ini artinya, penduduk yang produktif terancam menjadi generasi sandwich, yang bertanggung jawab kepada lansia maupun anak yang belum produktif.
"Ini mereka bergantung pada yang produktif, jadi rasio ketergantuangnnya cukup besar," jelas Vera.
Baca Juga: Waduh, Toxic Parent Ternyata Bisa Diturunkan ke Generasi Berikutnya, Lho!
"Bisa jadi berpengaruh culture budaya, sebagai wujud tanda bakti anak terhadap orangtua yang gantian sekarang mereka yang mengurus," tutupnya.