Wisata Safari di Kenya Sepi Peminat, Penjual Suvenir Banting Setir

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 28 Agustus 2020 | 18:22 WIB
Wisata Safari di Kenya Sepi Peminat, Penjual Suvenir Banting Setir
Peta negara Kenya. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wisata safari di cagar alam Maasai Mara biasanya penuh pengunjung di musim panas, berbarengan dengan migrasi tahunan satwa liar di Kenya dan Tanzania.

Sayangnya, pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata ambruk total.

Alhasil, mulai dari penjual suvenir, pembuat cendera mata, hingga pemandu wisata kehilangan pemasukan.

Di kota Narok, Kenya, para pengrajin manik-manik berharap pada upaya pemerintah untuk mengangkat pembatasan perjalan lokal dan internasional.

Ilustrasi wisata liar, savana [booking.com]
Ilustrasi wisata liar dan savana [booking.com]

"Dalam enam bulan terakhir, kami sudah kehilangan hampir 800 juta dolar pendapatan bagi pemerintah. Kami tentu berharap bisa memperoleh 2 miliar dolar pendapatan bagi pemerintah dari sektor pariwisata. Tapi, akibat pandemi, kami menderita banyak kerugian," ujar Sekretaris Kabinet Kenya bidang Pariwisata dan Margasatwa, Najib Balala, dilansir VOA Indonesia.

Dengan sedikitnya jumlah turis yang datang, banyak pedagang suvenir yang tutup sehingga para pengrajin pun kesulitan mendapatkan penghasilan.

Noltapari Kisemei memimpin kelompok pengrajin perempuan yang beranggotakan 3.000 orang.

Pendapatan mereka anjlok hingga sepersekian dari penghasilan rata-rata per bulan sebesar 100 dolar, di mana mereka dan keluarga mereka menggantungkan diri.

"Sebagai pemimpin para perempuan di sini, hampir semuanya mengharapkan jawaban dari saya terkait bagaimana caranya bertahan di tengah pandemi. Saya benar-benar tidak berdaya dan bingung harus mengatakan apa kepada mereka dan bagaimana kita bisa melewati masalah ini," ujar Noltapari.

Baca Juga: Seorang Pemburu yang Diyakini Bunuh 500 Gajah Dihukum Penjara 30 Tahun

Untuk membantu para pengrajin bertahan, sejumlah lembaga bantuan lokal telah mendonasikan makanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI