Bikin Antrean Panjang di Bandara, eHAC Pelancong Harus Dibuat Versi Digital

Jum'at, 28 Agustus 2020 | 18:19 WIB
Bikin Antrean Panjang di Bandara, eHAC Pelancong Harus Dibuat Versi Digital
Keterangan Foto: Pemeriksaan eHAC di Bandara Ngurah Rai, Bali. (Suara.com/Dini Afrianti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika sebelumnya pergi dengan pesawat harus menggunakan swab test sebagai syarat, kini cukup dengan menggunakan rapid test. 

Hal ini disyukuri Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, menurutnya itu mempermudah masyarakat bisa berpergian dan kembali berwisata.

"Kalau dulu sebelumnya mau ke Bali harus swab test dulu jadi susah, tapi sekarang pakai rapid test aja cukup, dan itu membantu sekali," terang Denon saat mengunjungi Tower AirNav di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (28/8/2020).

Agar protokol kesehatan dan wisata beriringan, pemerintah memang mewajibkan para pelancong memiliki Health Alert Card (eHAC). Hal itu digunakan untuk tracking mereka yang baru tiba dari zona merah Covid-19 meski sebelumnya dinyatakan sehat.

Baca Juga: Dukung Produk Lokal, Bandara YIA Siap Tampung Ratusan UMKM

Keterangan Foto: Pemeriksaan eHAC di Bandara Ngurah Rai, Bali. (Suara.com/Dini Afrianti)
Keterangan Foto: Pemeriksaan eHAC di Bandara Ngurah Rai, Bali. (Suara.com/Dini Afrianti)

Tapi tidak semua eHAC berlaku digital, ada juga yang masih manual dan cukup menyulitkan. Itulah yang membuat Denon dan rekannya di bidang penerbangan mendorong pemerintah untuk segera mendigitalisasi pemeriksaan kesehatan di bandara.

"Tapi proses pemeriksaan dokumen kesehatan ini panjang, karena masih dilakukan secara manual oleh KKP," ungkap Denon.

Cara manual ini berimbas tumpukkan antrean penumpang yang mengular demi mendapatkan stempel bisa terbang dari petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Sedangkan tumpukkan antrean ini hanya menambah risiko penularan penumpang satu dan lainnya.

"Karena dikerjakannya masih manual, di cek satu per satu, makanya antre lama. Kami ingin KKP mengganti metode pemeriksaan secara digital, seperti yang sudah diterapkan pada Indonesia Health Alert Card (eHAC)," kata lelaki yang juga menjabat sebagai CEO PT Whitesky Aviation itu.

Solusi untuk menghapus antrean dan kinerja petugas KKP jadi lebih cepat ialah dengan mengubahnya semua eHAC ke versi digital atau aplikasi. Antrean banyak orang ini menurunkan niat orang untuk bepergian dan berdampak pada menurunnya pendapatan ekonomi masyarakat. 

Baca Juga: Resmikan YIA, Jokowi Sebut sebagai Bandara Terbaik di Indonesia

"Jangan sampai karena proses pemeriksaan manual yang panjang, jadi menghambat pertumbuhan penumpang dan pergerakan pesawat yang sedang masuk fase pemulihan," jelasnya.

Denon berharap, dengan persyaratan menggunakan moda transportasi udara yang semakin mudah maka di akhir tahun nanti jumlah penumpang pesawat semakin meningkat.

"Safe Travel Campaign ingin mengembalikan rasa percaya diri masyarakat untuk bepergian dan berlibur lagi. Terutama ke 10 destinasi wisata utama di Indonesia yang ditetapkan pemerintah," tutup Denon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI