Safe Travel, Naik Pesawat Aman dan Nyaman Saat New Normal

Jum'at, 28 Agustus 2020 | 17:37 WIB
Safe Travel, Naik Pesawat Aman dan Nyaman Saat New Normal
Kampanye Pesawat Aman dan Nyaman. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Adaptasi kebiasaan baru kini sudah mulai banyak diterapkan di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Hal ini diperlukan untuk menggenjot kembali ekonomi Indonesia yang terancam resesi atau minus. Beberapa kampanye yang mulai didengungkan adalah safe travel, sosialisasi pesawat aman dan nyaman untuk bepergian meski pandemi Covid-19 masih ada.

Berpergian dengan pesawat dinilai mampu menghidupkan ekonomi masyarakat di pelosok dan pulau yang mata pencahariannya mayoritas berasal dari wisatawan.

Ketua Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja menargetkan kampanye safe travel akan terus dilakukan hingga liburan akhir tahun Desember 2020 nanti.

"Sehingga masyarakat bisa percaya kembali, kami seluruh airlines, akan sama-sama terus lakukan kegiatan campaign, sampai akhir tahun masa liburan, buat masyarakat lakukan kegiatan traveling," ujar Denon sebelum memulai rangkaian kampanye save travel di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (28/8/2020).

Baca Juga: Artjog Digelar di Tengah Pandemi, Jumlah Pengunjung Dibatasi

Kampanye Pesawat Aman dan Nyaman. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Kampanye Pesawat Aman dan Nyaman. (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)

Denon menyampaikan bagaimana industri pariwisata paling terdampak Covid-19. Sejak awal tahun 2020 hingga Agustus, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi penurunan 5,7 persen jumlah penumpang dibanding tahun 2019 di periode yang sama.

Sedangkan untuk kegiatan ekonomi nasional turun 10 persen, tapi industri penerbangan sangat anjlok bahkan hingga minus 29 persen. Padahal penerbangan sangat besar imbasnya untuk meningkatkan kegiatan perekonomian. Selayaknya ekosistem penerbangan yang berjalan, maka ekonomi di daerah juga akan berputar, termasuk hotel, restoran dan tempat wisata. Harusnya ini bisa dicapai jika bisa menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

"Sosialisasi protokol baru dalam sistem penerbangan nasional, bandara, dan di dalam pesawat, diterapkan dalam penerbangan. Hal yang penting di dalam pesawat kita aplikasikan, utamakan dalam phsycal distancing semuanya, cuci tangan dan bersih-bersih, higienitas," terang Denon.

Sebagai contoh, dalam perjalanan menuju Denpasar, Bali INACA, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan AirNav melakukan penerbangan bersama dengan AirAsia. Dari mulai masuk bandara, bukti rapid test, validasi tiket, naik hingga turun pesawat protokol kesehatan yang dijalankan cukup ketat. Kursi penumpang yang ada 3, kini hanya boleh diisi oleh 2 orang dengan kursi bagian tengah dibiarkan kosong.

"Kita sesuai dengan aturan yang diberikan pemerintah, hanya 75 persen yang bisa diisi dari kapasitas," sambung CEO AirAsia Indonesia, Veranita.

Baca Juga: Seru! Intip Uji Coba Terbatas di Destinasi Wisata Blue Lagoon

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI