Melihat Tradisi Bubur Asyura di Kudus yang Tak Lekang Dimakan Zaman

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 28 Agustus 2020 | 16:28 WIB
Melihat Tradisi Bubur Asyura di Kudus yang Tak Lekang Dimakan Zaman
Tradisi memasak bubur Asyura di Kudus, Jawa Tengah, masih dilakukan setiap 10 Muharram. (Dok. ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah bubur dibuat, katanya, dibagikan kepada masyarakat sekitar, termasuk dibagikan kepada peserta pengajian barzanji pada Rabu (19/9) malam.

Tradisi bubur asyura sendiri tidak terlepas dari kisah Nabi Nuh AS bersama umatnya ketika selamat dari banjir, kemudian sebagai bentuk rasa syukur mereka membuat bubur dengan bahan dari sisa perbekalan yang ada, kemudian bubur tersebut dikenal dengan bubur asyura.

Muflichah menambahkan bahwa pembagian bubur asyura merupakan rangakaian dari kegiatan "Buka Luwur Makam Sunan Kudus".

Siti Maryati, salah seorang warga yang menerima bubur asyura mengaku berterima kasih karena pada 10 Muharram tahun ini bisa kembali merasakan bubur asyura.

"Setiap tahun memang sering kali menerima bubur asyura. Sedangkan untuk membuat sendiri memang tidak mudah karena membutuhkan berbagai bahan dan butuh waktu lama," ujarnya.

Untuk rasa bubur tersebut, kata dia, lezat sekali karena menggunakan berbagai macam bahan, mulai dari taburan udang, tahu, tempe, telur, kecambah, teri, jeruk pamelo, cabai, dan daging kerbau. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI