Suara.com - Harta karun berbentuk koin emas benar-benar ada. Buktinya, seorang arkeolog menemukan lebih dari 400 koin emas peninggalan Zaman Abbasiyah di Israel. Wow!
Dilansir VOA Indonesia, harta karun tersebut ditemukan di dekat pusa kota Yavne, tempat awal peradaban Islam berkembang lebih dari 1.000 tahun yang lalu.
Temuan 425 koin emas yang utuh itu sebagian besar berasal dari periode Abbasiyah, sekitar 1.100 tahun yang lalu.
Liat Nadav-Ziv dan Elie Haddad, arkeolog dari Badan Kepurbakalaan Israel, dalam pernyataan bersama mengatakan penemuan tersebut tergolong sangat langka.
Baca Juga: Sejak Juli, Lebih dari 500 Orang Meninggal Akibat Corona di Israel
Robert Kool, seorang ahli koin dari badan tersebut, mengatakan analisis awal menunjukkan-koin itu berasal dari akhir abad ke-9.
Masa itu dianggap sebagai zaman keemasan Kekhalifahan Abbasiyah yang menguasai sebagian besar Timur Dekat Eropa dan Afrika Utara.
Penemuan itu merupakan salah satu penemuan koin kuno terbesar yang ditemukan di Israel.
Pada 2015, penyelam amatir menemukan sekitar 2.000 koin emas di lepas pantai kota pelabuhan kuno, Caesarea, yang berasal dari periode Fatimiyah pada abad ke-10 dan ke-11.
Sementara itu melansir Times of Israel, harta karun itu ditemukan oleh sekelompok anak muda yang melakukan pekerjaan sukarela menjelang dinas wajib militer mereka.
Baca Juga: Koin Kerajaan Islam Berusia 1.100 Tahun Ditemukan di Israel
"Itu menakjubkan. Saya menggali tanah dan melihat apa yang tampak seperti daun yang sangat tipis,” kata seorang remaja bernama Oz Cohen.
"Ketika saya perhatikan lagi, saya melihat itu adalah koin emas. Sungguh menyenangkan menemukan harta karun yang begitu istimewa dan kuno."
Koin tersebut merupakan pecahan solidus emas kaisar Bizantium Theophilos (829 - 842 M), dicetak di ibu kota kekaisaran Konstantinopel.
Menurut IAA, keberadaan pecahan dalam harta karun koin Islam berfungsi sebagai bukti hubungan antara dua kerajaan yang bersaing.
“Harta karun langka ini tentunya akan menjadi sumbangan besar bagi penelitian, karena temuan dari periode Abbasiyah di Israel relatif sedikit," beber Kool.
"Mudah-mudahan studi tentang penimbunan akan memberi tahu kita lebih banyak tentang periode yang masih sangat sedikit kita ketahui."