10 Negara Ini Tak Memiliki Kasus Covid-19, Namun Tetap Kena Dampak Pandemi

Rabu, 26 Agustus 2020 | 08:40 WIB
10 Negara Ini Tak Memiliki Kasus Covid-19, Namun Tetap Kena Dampak Pandemi
Ilustrasi Negara di Samudera Pasifik. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika seluruh dunia tengah direpotkan dalam menangani pandemi Covid-19, ada sejumlah negara yang tak memiliki kasus Covid-19 sama sekali hingga kini. Meski begitu, dampak pandemi Covid-19 tetap dialami oleh negara tersebut.

Hanya ada 10 negara anggota PBB yang tidak memiliki kasus Covid-19, yakni pulau-pulau di Samudera Pasifik yang terdiri dari Republik Palau, Mikronesia, Republik Nauru (negara mikro Mikronesia), Republik Kepulauan Marshall, Republik Kiribati, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Negara Independen Samoa, Republik Vanuatu, dan Kerajaan Tonga.

Untuk menjaga kawasan pulau tetap terlindungi dari virus corona, mereka secara agresif menutup perbatasan wilayah. Dikutip dari Fox news, pembatasan paling ketat pada sektor pariwisata, di mana menjadi sumber ekonomi terpenting.

Meski begitu, langkah itu dinilai tepat dengan sementara waktu mengorbankan ekonomi untuk mencegah Covid-19. "Saya pikir mereka melakukan pekerjaan dengan baik," kata Brian Lee, salah satu pemilik hotel di Republik Palau, mengatakan kepada BBC.

Baca Juga: PBB: Bencana Generasi, Satu Miliar Anak Sekolah Terdampak Pandemi

Pemerintah setempat menutup secara fungsional perbatasan republik Palau sejak Maret. Namun, jika perbatasan Palau tidak kunjung dibuka, bahkan dengan dukungan keuangan negara, Lee berpikir mungkin harus menutup bisnisnya.

"Saya bisa tinggal selama setengah tahun lagi," kata Lee. Sebelum pandemi, Lee biasanya mendapatkan tingkat hunian 70 hingga 80 persen. Tetapi sekarang dirinya harus berjuang untuk membuat stafnya yang terdiri dari 20-an orang tetap sibuk.

Sementara itu di Kepulauan Marshall, pembatasan wilayah juga sangat berdampak buruk pada hilangnya berbagai pekerjaan. Kebanyakan di bidang perhotelan dan industri perikanan yang diperkirakan beberapa laporan kegiatan ekspor menurun hingga 50 persen.

Meski begitu, para ahli masih sepakat bahwa memprioritaskan kesehatan penduduk daripada kekayaan mereka adalah langkah yang tepat.

“Bahkan jika perbatasan tetap terbuka, pasar pariwisata utama mereka di Australia dan Selandia Baru tidak akan terbuka, karena mereka telah mengunci perbatasan juga,” ucap Jonathan Pryke, direktur program kepulauan Pasifik di sebuah kebijakan internasional independen.

Baca Juga: 5 Bantuan Pemerintah Indonesia Selama Pandemi Covid-19

"Jika pulau-pulau itu memilih untuk memprioritaskan ekonomi, mereka akan mengalami kondisi terburuk, krisis kesehatan dan krisis ekonomi," tambah Pryke.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI