5. Mulailah kebiasaan untuk berinvestasi secara rutin
Jika memang tidak memiliki beban utang konsumtif yang besar, dana darurat sudah dimiliki, dan jaminan kesehatan maupun asuransi kesehatan sudah ada, maka tidak ada alasan lain untuk tidak mencoba berinvestasi.
Investasi beragam jenisnya. Yang awam dikenal masyarakat adalah deposito, emas, properti, reksadana, hingga saham. Dengan dana BLT karyawan swasta yang hanya sebesar Rp 2,4 juta, rasanya mustahil untuk berinvestasi properti.
Berinvestasi emas pun bisa dikatakan kurang bijak saat ini karena harganya yang sudah terlalu melambung tinggi.
Menginvestasikan dana tersebut ke deposito bisa aman walaupun sedang kurang menguntungkan, karena suku bunga acuan saat ini sangat rendah.
Alternatif terbaik untuk berinvestasi di masa sulit seperti ini adalah di reksa dana pendapatan tetap, obligasi negara, reksa dana pasar uang, dan saham blue chip.
Jangan dulu bermimpi untuk meraup keuntungan besar dalam waktu singkat, apalagi sampai tergoda iming-iming investasi berimbal hasil besar yang tidak jelas legalitasnya.
Pada intinya, prinsip berinvestasi adalah untuk mengamankan nilai uang yang kita miliki saat ini agar tidak tergerus inflasi.
Mari menganggap bahwa dana bantuan ini sebagai “uang untuk belajar berinvestasi”. Gunakan uang tersebut sebagai dana awal investasi.
Paling tidak, jika selama ini belum pernah sama sekali berinvestasi, BLT bisa menjadi awal yang baik untuk memulai kebiasaan menguntungkan untuk berinvestasi secara rutin.
Baca Juga: Syarat Lengkap Pekerja Gaji di Bawah Rp 5 juta Dapat Rp 600 ribu per Bulan
Selama ada niat, siapapun dapat mulai mengatur keuangannya dengan baik, termasuk kita yang menerima gaji di bawah Rp5 juta per bulan.
Bantuan langsung tunai yang berkisar Rp 600 ribu per bulan tentu bisa menjadi berkah untuk meringankan pengeluaran kita asalkan kita selalu bijak dalam menggunakannya