Suara.com - Adaptasi kebiasaan baru bukan hanya diperlukan dalam berkegiatan harian. Bahkan pengusaha juga harus melakukan adaptasi dengan situasi yang berubah akibat pandemi Covid-19.
Mengubah jenis usaha dan diferensiasi jadi salah satu langkah yang dilakukan agar bisnis tetap berjalan. Hal itu lah yang dilakukan beberapa anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Pengusaha Rose Yunita Latuconsina yang juga pengurus pusat HIPMI Bidang 9 mengaku, sebelum ada Covid-19, ia menjalankan bisnis properti. Namun, akibat pandemi, usahanya terdampak dan beralih bisnis dalam produksi multifunction bag.
“Saat ini, kami melakukan inovasi dan kreasi dengan membuat multifunction bag. Ada charity-nya juga. Jadi setiap pembelian satu tas itu artinya klien telah ikut menyumbang satu kotak susu untuk anak-anak yang kurang mampu demi kecerdasan dan meningkatkan kesehatan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Rose saat berdialog di Media Center BNPB, Jakarta, Selasa (25/8).
Baca Juga: LIPI Bakal Lakukan Whole Genome Sequencing Virus Corona, Buat Apa?
Meski beralih bisnis, Rose menyampaikan bisnis propertinya tetap berjalan. Baginya terpenting adalah tidak merumahkan karyawan.
“Penyesuaian kita lebih banyak ke protokol kesehatan, kalau saya sih mempraktekkannya kalau bisa tidak ada merumahkan karyawan. Jadi saya selalu bilang lets do something pasti ada solusinya. Tapi memang extra effort melakukan itu,” ucap Rose.
Hal serupa tak jauh berbeda dialami Jaqueline Margareth Sahetapy, Ketua Umum HIPMI BPD Maluku. Sebelum pandemi, bisnis yang ia miliki berjalan pada sektor jasa konstruksi. Namun, saat ini Jaqueline memulai bisnis baru dengan menjual alat kesehatan dan menjual ikan tuna dari Maluku ke Jakarta.
“Di Maluku potensi sumber daya lautnya sangat besar, dengan begitu kita membantu nelayan dalam kondisi seperti ini. Saya membantu penjualan mereka di Jakarta,” tutur Jaqueline pada kesempatan yang sama.
Sama halnya dengan Rose, Jaqueline tetap menjalankan bisnis yang sebelumnya telah ia bangun. Dengan berbagai penyesuaian salah satunya menerapkan protokol kesehatan saat bekerja. “Dimulai dari kantor dulu, karyawan sudah membiasakan diri wajib pakai masker, hand sanitizer, dan sebagainya. Untuk pekerja di lapangan juga tetap harus ada protokol kesehatannya, pakai hand sanitizer, masker, tetap harus jaga jarak,” ujar Jaqueline.
Baca Juga: Great Eastern Life Indonesia Luncurkan Kampanye #SiapJalaniHidup
Jaqueline mengaku, sulit untuk memulai bisnis baru di tengah pandemi. Namun hal itu bergantung pada kemampuan pengusaha melihat peluang. “Harus tetap semangat tetap optimis karena kalau kita tidak memiliki itu apapun yang kita lakukan otomatis tidak jalan. Melihat bahwa segala sesuatu yang terjadi itu pasti mendatangkan hal-hal yang baik," tuturnya.