Hormon itu adalah testosteron yang lebih banyak di otak lelaki dibanding otak perempuan, yang membuat lelaki tidak lebih cerewet.
Hanya Stereotip semata
Tapi pendapat hormon otak ini ternyata hanyalah stereotip, karena pernyataan ini tidak didasari penelitian. Profesor linguistik dari University of Pennsylvania, Mark Liberman, tenyata menyelidiki penelitian yang dilakukan Brizendine, dan ia menemukan tidak ada kutipan akademis di dalamnya.
Akhirnya Brizendinepun mencabut pernyataannya saat Liberman menerbitkan penelitiannya dalam sebuah artikel di surat kabar. Tapi sayangnya, stereotip ini sudah sangat mengakar di masyarakat dan bertahan di ingatan banyak orang yang menganggap perempuan lebih banyak berbicara dibandingkan laki-laki.
Baca Juga: Lagi Viral! Inilah Kumpulan Fakta Menarik Film Pendek Tilik