Sektor Wisata Hancur Akibat Pandemi, Warga Karibia Kembali Bertani

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 19 Agustus 2020 | 19:15 WIB
Sektor Wisata Hancur Akibat Pandemi, Warga Karibia Kembali Bertani
St. Bart's Karibia. (pixabay.com/Marzipan65)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi Covid-19 yang menggoyang sektor pariwisata di banyak negara di dunia telah memaksa penduduk asli Karibia kembali bercocok tanam dan menangkap ikan. Itu terjadi akibat mata pencaharian mereka yang berkurang drastis.

Penduduk di wilayah Karibia sendiri dikenal sangat bergantung dengan industri pariwisata dan menjadi salah satu tempat wisata paling terkenal di dunia.

Dikutip Suara.com dari Antara, negara-negara Karibia, yang sangat bergantung secara ekonomi pada pariwisata, telah mengalami penurunan pengunjung karena aturan penguncian atau lockdown, perbatasan tertutup dan penutupan bandara di seluruh wilayah di sana.

Kebijakan karantina wilayah karena virus corona Covid-19 diperkirakan akan menyebabkan kontraksi 6,2 persen dari ekonomi Karibia pada 2020 yang sebagian besar didorong oleh penghentian pariwisata.

Baca Juga: Pesta Pora Kolam Lautan Manusia di Wuhan

Hingga saat ini, negara-negara Karibia telah melaporkan lebih dari 120.000 kasus Covid-19 dan terjadi lebih dari 2.000 kematian.

"Covid-19 telah memberi kami kesempatan untuk benar-benar mengevaluasi diri kami sendiri," kata Uwahnie Martinez, anggota masyarakat Garifuna, yang merupakan keturunan dari penduduk asli Amerika Tengah.

"Kami telah jauh meninggalkan budaya kita, dan inilah saatnya kita benar-benar dapat melihat ke dalam dan menggabungkan apa yang telah ditinggalkan nenek moyang untuk kita," kata Martinez, yang mengelola dan memiliki Palmento Grove Garifuna EcoCultural & Fishing Institute , bisnis pariwisata pribumi di Belize.

“Mengingat mata pencaharian kami menangkap ikan dan bertani, kami sebenarnya kembali seperti ini. Kami melihat lebih banyak nelayan keluar menangkap ikan. Kami kembali ke pertanian kami."

Menghadapi penurunan pendapatan pariwisata, komunitas Garifuna di Belize selatan banyak yang beralih beternak ayam untuk memberi makan keluarga mereka atau menjual dan menanam kebun herbal untuk pengobatan tradisional.

Baca Juga: Aman Engga Sih Pergi ke Tempat Pijat Saat Pandemi Covid-19?

"Wisata budaya memiliki begitu banyak hal untuk ditawarkan, tetapi kami sangat fokus pada hanya menempatkan penduduk asli di luar sana sebagai badut sirkus, dan itu harus dihentikan," katanya.

Wisata adat biasanya mencakup kunjungan ke desa Garifuna di mana pengunjung belajar tentang budaya musik drum dan tradisi pembuatan roti singkong.

Kini komunitas lokal di sana telah mendapatkan pelatihan gratis tentang protokol keamanan Covid-19 bersama dengan produk pembersih, masker, dan peralatan pelindung lainnya.

Tur telah dijalankan secara virtual, dan seni serta kerajinan asli dijual secara daring  selama pandemi, katanya. Hingga kini, keputusan untuk membuka kembali pariwisata di kawasan Karibia belum dibuat.

"Ketika komunitas memutuskan bahwa mereka siap, ketika mereka cukup percaya diri untuk menerima tamu, saat itulah mereka akan buka kembali," kata Carla James, Kepala Otoritas Pariwisata Guyana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI