Suara.com - Kita tentu sering mendengar kata hedon atau hedonisme. Kata tersbebut kerap digunakan untuk menggambarkan perilaku foya-foya atau menghamburkan uang untuk sesuatu hal yang dianggap tidak perlu.
Dikutip Suara.co dari lifepal.co.id, hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone yang berarti kesenangan. Secara garis besar, hedonisme mengajarkan bahwa tujuan hidup yang terbaik adalah mengejar kebahagiaan sebanyak-banyaknya dan sebisa mungkin menghindari perasaan yang menyakitkan.
Setidaknya terdapat tiga macam hedonisme yang menimpa kehidupan masyarakat, yaitu:
1. Psychological hedonism
Hedonisme dengan kategori psikologikal ini menganggap bahwa manusia memang dilahirkan mengejar kesenangan. Jadi, secara naluri, manusia akan menghindari apa pun yang bisa menyakiti perasaannya.
Baca Juga: Ngeri, Sinar X Tangkap Foto Koin Tersangkut di Tenggorokan Balita
2. Evaluative hedonism
Dalam konsep evaluative hedonism, seseorang menganggap bahwa faktor kesenangan adalah sesuatu yang berharga, sementara ketidaksenangan merupakan kondisi yang tidak layak untuk dirasakan.
3. Rationalizing hedonism
Konsep hedonisme yang rasional ini dinilai lebih masuk akal sebab saat seseorang menginginkan suatu kesenangan, dia memikirkan dulu konsekuensi dari perbuatannya.
Beberapa ciri umum perilaku hedonisme adalah pertama, berpikir bahwa tujuan hidup hanyalah bersenang-senang atau mencari kesenangan saja.
Kedua, sikap hedonisme ini sering berakhir pada konsumerisme. Orang tersebut malah mengutamakan keinginan daripada kebutuhan. Ketiga, penganut paham hedonisme kadanag lupa bahwa menahan rasa sakit justru membawa keuntungan tertentu.
Menariknya, kehidupan yang dilatari sikap hedon tidak selalu berakhir dengan nahas karena setidaknya orang semacam itu selalu bekerja keras untuk mengejar target. Target dalam hal ini bisa berarti harta, karier, kreativitas, dan apa pun yang dianggapnya berharga.
Baca Juga: Daftar Uang Insentif Dokter Spesialis, Umum, dan Tenaga Medis Covid-19
Namun di lain sisi apabila hedonisme tidak dikendalikan akhirnya justru berefek negatif kepada kehidupan finansial pelaku. Karena demi mengejar kesenangan, segalanya akan dikorbankan, termasuk uang, waktu, reputasi, dan bahkan keluarga.
Lalu, apa saja dampak positif dan negatif hedonisme? Berikut daftarnya!
Dampak Positif
Menciptakan kebahagiaan dari diri sendiri
Banyak orang mengeluh karena sulit mencari kebahagiaan yang asalnya dari diri sendiri. Mungkin hal seperti itu bisa ditemukan di orang-orang yang menerapkan gaya hidup hedon. Sebab mereka bisa dengan mudahnya bahagia dengan mendapatkan apa yang dia inginkan, contohnya seperti berbelanja baju.
Menggerakan roda perekonomian
Sikap Hedonisme ternyata secara langsung maupun gak langsung bisa berdampak kepada kehidupan banyak orang, salah satunya dengan menggerakan roda perekonomian. Semakin banyak orang berbelanja suatu kebutuhan atau keinginan tentunya akan meningkatkan ekonomi di suatu wilayah.
Dampak Negatif
Menjadi boros
Sebagaimana hanya berfokus pada keinginan saja, seseorang yang hedon hanya memikirkan keinginan pribadi. Tidak heran, akhirnya mereka begitu boros menggunakan uang. Apalagi kalau tidak menganggarkan alokasi dana setiap bulan atau periode.
Memicu utang
Kemudian, seseorang yang hedon juga cenderung impulsif. Sikap impulsif biasanya diperlihatkan dengan ketidakmampuan seseorang untuk menggunakan logika sebaik mungkin. Pada kasus ini, saat dia tidak sanggup memenuhi keinginannya karena keterbatasan bujet, dia tidak segan-segan berutang.
Tidak memikirkan masa depan
Pada tingkatan yang lebih parah, sikap hedonisme bisa berujung kepada upaya mengejar kenikmatan sesaat saja. Orang yang benar-benar terobsesi untuk bersenang-senang akan melupakan masa depan. Akhirnya, dia gagal mengalokasikan penghasilannya untuk menghimpun dana darurat, investasi, apalagi asuransi.
Untuk berhenti dari gaya hidup hedon atau hedonisme emang bukanlah perkara mudah, butuh upaya dan tekad yang kuat menghindari kebiasaan tersebut terulang di masa yang akan datang. Tapi tak usah khawatir, kamu bisa mengikuti beberapa tips anti-hedon berikut ini:
- Membuat perencanaan keuangan
- Menganggarkan alokasi kebutuhan bulanan
- Mencatat seluruh pengeluaran
- Prioritaskan kebutuhan dibandingkan keinginan
- Rutin bersedekah
- Sediakan dana untuk asuransi sebagai perlindungan diri