Suara.com - Dalam sidang tahunan MPR RI 2020 yang berlangsung menjelang HUT RI ke-75, Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi mengenakan baju adat suku Rote di Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satu provinsi yang ada di Indonesia bagian Timur.
Suku Rote berasal dari Pulau Sabu yang terletak di pulau terdepan ujung selatan Indonesia di provinsi NTT.
Baju adat ini dibuat dari kain tenun khas Sabu Raijua yang paling banyak diminati dan dikenal masyarakat Indonesia. Kain tenun ini juga dikenal tidak merusak alam, karena menggunakan bahan dan pewarna alami yang berasal dari dedaunan hingga pelepah pohon di daerah tersebut.
Ada beragam jenis tenun pada baju adat tersebut, yaitu model si hawua atau dikenal dengan sarung, higi huria dikenal dengan berbentuk selimut, dan berbentuk naleda atau yang berbentuk selendang.
Baca Juga: Tiba di Sidang Tahunan MPR, Jokowi Kenakan Baju Adat Sabu NTT
Baju adat yang dikenakan Jokowi memang terlihat seperti dua buah selendang yang tersampir di kedua pundak. Kedua selendang ini kemudian bertemu di depan dada dan disatukan dengan ijat pinggang emas yang membuatnya semakin terlihat gagah.
Berbeda dengan cara pakai busana Jokowi yang dilapisi manset lengan panjang hitam, pemakaian asli baju adat suku Rote ini sebenarnya tanpa kaos dalaman, tapi dikenakan langsung bertelanjang dada.
Lengkap dengan baju adat berwarna emas, Jokowi juga terlihat mengenakan kain tenun songket emas di bagian bawahnya. Senada dengan warna emas pada kedua selendangnya.
Tidak lupa sebagai pelengkap, tenun ikat yang sama juga menjadi ikat kepalanya yang dibentuk segitiga.
Nampak tidak ingin meriah, Jokowi tidak mengenakan ikat kepala yang terbuat dari kalung emas yang seharusnya menghiasi kepala pemakai busana adat suku Rote ini.
Baca Juga: Gagah Kenakan Baju Adat Khusus, Ini Penampilan Jokowi di Sidang Tahunan MPR
Kedatangannya di gedung MPR RI, Presiden Joko Widodo didampingi Ketua DPR RI Puan Maharani yang mengenakan baju kebaya khas Madura berwarna oranye.