Ingin Menginap Dengan Nuansa Kerajaan Jepang, Kastil Ini Bisa Jadi Pilihan

Jum'at, 14 Agustus 2020 | 11:40 WIB
Ingin Menginap Dengan Nuansa Kerajaan Jepang, Kastil Ini Bisa Jadi Pilihan
Kastil Ozu. (Dok: Facebook/Discover Ehime Japan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernah berkhayal ingin jadi penguasa kastil Jepang saat abad pertengahan? Jangan hanya bermimpi, kamu bisa mewujudkannya. 

Kastil Ozu di kota Ozu prefektur Ehime, Jepang, bisa mewujudkannya. Kastil itu jadi hotel pertama dan satu-satunya di Jepang yang memungkinkan para pelancong untuk menginap

Telah didirkan sejak 1617, Kastil Ozu jadi salah satu dari sedikit kastil kayu yang tersisa di Jepang.

Mengubah Kastil Ozu menjadi hotel sebenarnya bukan sekadar urusan bisnis. Tetapi juga untuk menghidupkan kembali kota pedesaan yang semakin berkurang.

Baca Juga: Uniqlo x Ines de la Fressange Hadirkan Koleksi Fall/Winter 2020 Luxury

Tempatnya yang jauh dari hiruk pikuk, sangat cocok untuk menenggelamkan diri pada kesunyian dan ketenangan batin. 

Sebelum penasaran ke sana, baca dulu fakta seputar kastil Ozu yang dikutip dari CNN Travel.

1. Dijuluki Kyoto Kecil

Dari Iyo, yang berarti nama kuno prefektur Ehime, Ozu terkenal dengan Sungai Hiji yang indah, arsitektur bersejarah, dan bangunan empat lantai yang elegan.

Kastil Ozu. (Dok: Facebook/Discover Ehime Japan)
Kastil Ozu. (Dok: Facebook/Discover Ehime Japan)

Pernah menjadi pusat politik di era Edo (1603-1868) kemudian berkembang selama periode Meiji (1868-1912) dan Taisho (1912-1926) berkat produksi dan perdagangan lilin dan sutra.

Baca Juga: Mengapa Orang Jepang Panjang Umur? Ini 5 Rahasianya

Tapi kekayaan Ozu, seperti banyak kota pedesaan lainnya di Jepang, telah turun drastis dalam beberapa dekade terakhir. Sejak 1950-an, kota ini telah menyaksikan penurunan populasi yang signifikan. Dari 79.000 penduduk pada 1955 menjadi sekitar 42.000 pada 2020.

"Dengan ini, muncul penutupan bisnis dan ditinggalkannya rumah, yang meningkatkan peluang orang muda pergi untuk menemukan prospek yang lebih baik," kata Diego Costa Fernandez, direktur Departemen Riset Arsitektur dan Budaya di Kita Management, cabang dari kota Biro Pariwisata dan Tata Kota.

Akibatnya angka kelahiran di kota itu menjadi sedikit dan semakin mengikis jumlah penduduk. 

Dalam keadaan yang sulit itu, banyak tuan tanah memutuskan untuk menghancurkan rumah lama mereka karena dianggap kurang bernilai ekonomis.

"Dalam banyak kasus, bekas rumah menjadi lahan kosong atau digunakan sebagai tempat parkir," kata Fernandez kepada CNN Travel. 

2. Pembangunan ulang

Hukum Jepang untuk Perlindungan Properti Budaya sangat ketat pada perubahan bangunan warisan berwujud, termasuk banyak kastil di negara itu. Tetapi, kastil Ozu saat ini telah dibangun kembali. 

Setelah pembongkaran struktur Kastil Ozu yang asli pada tahun 1888, kota tersebut memutuskan untuk membangun kembali simbol yang sangat mereka rindukan pada tahun 1990-an dengan menggunakan kayu dan bukan beton.

"Konstruksi kayu beberapa kali lebih mahal dan undang-undang konstruksi pasca perang tidak mengizinkan struktur kayu yang lebih tinggi dari 13 meter," kata Fernandez.

Setelah bertahun-tahun melobi kementerian nasional, Ozu akhirnya mendapat izin untuk membangun tempat penyimpanan kayu dan rekonstruksi selesai pada tahun 2004.

3. Dibatasi hanya enam tamu

Kastil Ozu membuka pintunya untuk tamu hotel sejak Juli, memberikan para tamu kesempatan untuk menikmati bangunan kastil secara pribadi setelah gerbang ditutup untuk pengunjung umum pada pukul 5 sore.

Untuk tahun pertama, hanya 30 masa inap yang diizinkan, dengan maksimal enam tamu diperbolehkan selama setiap masa inap.

Tarifnya satu juta yen (sekitar Rp138 juta) per malam untuk dua tamu dan 100.000 yen (sekitar Rp 14 juta) untuk setiap tamu tambahan.

4. Kental budaya Jepang

Saat tiba, para tamu dapat memilih untuk memakai kimono tradisional dan pakaian prajurit abad pertengahan. Kemudian disambut oleh suara terompet kerang, bendera yang melambai, dan skuadron bubuk mesiu.

Mereka kemudian akan disuguhi kagura lokal, pertunjukan tari tradisional yang merupakan properti budaya rakyat tak berwujud yang penting di Jepang.

Makan malam disajikan di salah satu dari empat menara di kompleks kastil, diikuti dengan sesi melihat bulan dengan minum sake dan pembacaan puisi. Menara itu asli, bertahan selama empat abad terakhir.

Setelah bermalam di kompleks, para tamu menikmati sarapan di Garyu Sanso, villa tepi tebing bersejarah dengan kedai teh yang menghadap ke Sungai Hiji.

5. Cara sampai ke Kastil Ozu

Ozu terletak sekitar 60 kilometer dari Matsuyama, ibu kota Prefektur Ehime, dan bandaranya.

Kastil Ozu. (Dok: Facebook/Discover Ehime Japan)
Kastil Ozu. (Dok: Facebook/Discover Ehime Japan)

Wisatawan dapat mencapai Ozu melalui Stasiun Iyo-Ozu dari Matsuyama dengan bus. Waktu tempuh sekitar satu jam berkendara atau dengan kereta ekspres yang terbatas hanya memakan waktu sekitar 40 menit dan 2 jam dengan kereta lokal.

Pada akhir pekan, kereta wisata bernama Iyonada Monogatari beroperasi di antara dua kota tersebut, berjalan di sepanjang garis pantai Laut Pedalaman Seto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI