Suara.com - Sate buntel merupakan salah satu jenis sate yang ada di Indonesia. Namun jika biasanya daging sate dipotong kecil dan tipis untuk kemudian ditusuk dengan satu tangkai bambu, tidak demikian dengan sate buntel.
Seperti sate lilit khas Bali, sate buntel umumnya terbuat dari daging (biasanya daging kambing) yang dihaluskan. Adonan tersebut lalu dibuntel (dibuat gemuk seperti lontong) dan ditusukan pada bambu.
Agar tidak mudah patah, tusukan sate yang dipakai biasanya lebih dari satu, baik itu dua atau tiga.
Bukan hanya bentuknya yang berbeda, cara membakarnya juga perlu teknik khusus. Jangan coba-coba samakan membakar sate buntel seperti sate biasa, sebab nantinya bisa kurang matang.
Baca Juga: Resep Sate Goreng Kambing, Olahan Daging Kurban Tanpa Ribet
Juru masak Restoran Sate Kambing Pak H. Bejo, Mino Siswanto, membagikan tips memanggang sate buntel.
Telah 25 tahun bekerja di teman makan legendaris di Solo itu, Pak Nong biasa ia disapa, paham betul bagaimana cara menyajikan sate buntel menjadi empuk dan enak.
Pak Nong menyampaikan, sate buntel membutuhkan waktu memanggang lebih lama daripada sate biasa.
"Lebih lama buntel karena kan gede-gede. Kalau sate biasa cuma daging tipis, bisa 15 menit. Kalau cepat bisa 10 menit kelar," kata Pak Nong ditemui suara.com di Resto Sate Kambing Pak H. Bejo cabang Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Dalam waktu yang sama, sate buntel masih akan setengah matang. Tetapi justru saat itu lah Pak Nong akan mengangkat sate buntel dan membiarkannya dingin lagi.
Baca Juga: 40 Pegawai di Gedung Sate Bandung Positif Corona, Ditularkan Siapa?
Setelah itu, ia disayat daging buntel tersebut agar bisa jadi tempat masuk bumbu untuk meresap.