Suara.com - Harum asap sate bercampur aroma tengkleng langsung menggoda indera penciuman sejak memasuki area parkir Resto Sate Kambing Pak H. Bejo. Lidah dan perut seakan langsung meronta, tak sabar untuk segera menyandap daging.
Eksis lebih dulu di Solo dan telah lama menjadi langganan para presiden sejak era Soeharto, sate Kambing Pak H. Bejo akhirnya membuka cabang di Jakarta, tepatnya di jl. Pahlawan Revolusi no. 22A, Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Kami tak perlu menunggu lama, untuk bisa menyantap sate buntel dan semangkuk tengkleng yang juga menjadi menu favorit keluarga Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi.
Aroma manis dari kuah kecoklatan tengkleng yang berisi jeroan kambing langsung menyergap. Kuahnya yang agak pekat mungkin akan sedikit mengganggu bagi yang tidak terlalu suka manis.
Baca Juga: Review Ragusa Es Italia Viral di Twitter, Warganet Fokus ke Cici Cerewet
Tapi jangan sedih, ada dua potong jeruk nipis di pinggir piring sate yang salah satunya bisa dicampurkan untuk membuat kuah tengkleng lebih segar. Lantaran tak memakai santan, wajar jika kuahnya lebih cair dan dominan rasa kecap bercampur rempah-rempah.
Jika Anda tak begitu suka dengan jeroan kambing, masih ada pilihan gulai dan tongseng yang bisa jadi teman santap sate.
Nah, sensasi merasakan sate buntel juga tak kalah nikmat. Daging kambing muda yang dicincang halus kemudian dibentuk seperti buntelan panjang itu mengaburkan tekstur daging kambing yang terkadang dikeluhkan lebih alot daripada sate ayam.
Juru Masak Langsung dari Solo
Jangan khawatir, meski yang saya datangi cabang di Jakarta, rasanya tetap otentik khas Solo. Bagaimana tidak, pembuat sate didatangkan langsung dari asalnya.
Baca Juga: Netizen Ini Review Rasa Nasi dari Rice Cooker 8 Juta, Siap-siap Menjerit
Pak Nong, begitu beliau biasa disapa, telah 25 tahun membakar sate untuk Pak H. Bejo.
Mulai dari Presiden Soeharto hingga Presiden Jokowi dilalui pak Nong dengan menyajikan menu andalan warung sate kambing Pak H. Bejo untuk para pemimpin negara.
Menurut Pak Nong, sate buntel jadi favorit presiden Soeharto saat itu. Bahkan sampai sekarang, saat belum ada cabang di Jakarta, keluarga cendana hampir setiap minggu minta dikirimkan langsung dari solo.
Bagi pak Nong, tak sulit memasak bagi para petinggi negara itu. Sebab tak pernah ada permintaan khusus rasa atau cara memasak.
"Kalau pak Jokowi khususnya tengkleng. Kalau zaman dulu waktu orde baru pak Harto itu yang sering. Kalau gak di Solo ya dipanggil ke Jakarta," cerita Pak Nong saat ditemui Suara.com.
Tak hanya sate, cita rasa menu lainnya juga tetap dipertahankan khas Solo. Generasi ketiga dari Pak Bejo langsung lah yang menjadi juru masak.
Fahmy Zulidar, sarjana hukum itu bertanggungjawab menyajikan tengkleng, gulai, dan tongseng bagi para pelanggan. Kebiasaannya sejak kecil melihat ibunya memasak, menjadikan Fahmy piawai mengolah daging dan mencampur bumbu.
"Belajar sendiri karena dari kecil sering lihat ibu masak. Tapi harus belajar lagi cara potong daging. Karena beda-beda untuk tiap masakan," kata Fahmy.
Meski begitu, Fahmy hanya butuh waktu tiga hari untuk belajar memotong daging agar sesuai porsi.
Pertahankan Ciri Khas Rasa
Pak Nong dan Fahmy sengaja diboyong ke cabang di Jakarta untuk mempertahankan cita rasa khas menu di Restoran Sate Kambing Pak H. Bejo. Hal itu juga sekaligus membantu para pelanggan di Jakarta yang rindu dengan Solo.
"Kita usahakan otentik, semirip mungkin. Tapi namanya tempat kan ada variasinya. Tapi tidak akan banyak perbedaannya. Yang paling kita jaga rasanya harus sama persis dengan di Solo," kata Martono selaku Direktur PT Beres, pengelola Sate Kambing H. Bejo cabang Jakarta.
Meski baru dibuka pada Sabtu, 8 Agustus 2020, menurut Martono, penjualan tak pernah menyisa. Menjadi bukti bahwa pelanggan sate kambing Pak H. Bejo bukan hanya tersebar di Solo.
Ia menyampaikan, sate masih menjadi menu andalan yang paling banyak dipesan. Namun lantaran pandemi Covid-19, kebanyakan orang memesan melalui aplikasi ojek online.
"Saya perhatikan orang cenderung beli online, (penjualan) meningkat karena kita sudah eksis di google map, alamat sudah jelas," katanya.
Di sisi lain, lantaran letaknya di Jakarta, konsumen milenial tetap jadi incaran. Baik Martono juga Fahmy sama-sama berencana membuat Sate Kambing Pak H. Bejo ini menjadi tempat hits bagi anak-anak milenial.
"Kita akan mengarah ke sana. Kita perlu photo booth. Nanti zaman sekarang kan menu sudah paperless. Mau tidak mau sudah jadi kebutuhan masyarakat dan pasar milenial itu kan gede," ucap Martono.