Suara.com - Masa pandemi ini penuh dengan tantangan bagi para desainer untuk bisa bertahan di industri fesyen. Itu sebabnya, seorang desainer haruslah pintar membaca peluang.
Hal itulah yang dikatakan desainer senior Indonesia, Itang Yunasz, dalam jumpa pers daring ISEF 2020, Selasa (11/8/2020).
Itang mengatakan bahwa pandemi Covid-19 berimbas sangat besar pada industri fesyen. Meski demikian, dia meminta agar para desainer tidak mudah putus asa.
"Selalu ada celah untuk mengambil sesuatu, seperti saya juga membuat baju yang gampang dicuci sekarang, bukan lagi yang harus di-laundry, karena sekarang ini kan kita sehari bisa berapa kali ganti baju. Kita cari bahan-bahan yang gampang dijemur, disetrika, dan dipakai. Harganya juga harus masuk di masyarakat," ujar Itang.
Baca Juga: Saat Selebgram Promosikan Barang Palsu
Sejak pandemi Covid-19, banyak pelanggan enggan datang ke toko. Itang pun mulai fokus berjualan dengan cara online, baik melalui media sosial ataupun e-commerce.
"Kita kan sudah enggak jualan di department store lagi, kita bisa jualan direct dengan online atau kerjasama dengan e-commerce. Desainer muda banyak yang bisa menjual dengan bagus produknya di online, bikin dengan bahan rayon dan substainable dan fabric-nya alami," kata Itang, sebagaimana dikutip dari Antara.
Itang mengatakan akan selalu mencari cara agar bisa bertahan di industri fesyen dan juga membuat busana muslim lebih berkembang.
"Saya mencoba mencari cara bagaimana barang-barang ini bisa berputar dan bekerja kayak dulu walaupun tidak banyak produksi. Tapi banyak hal-hal lain yang saya coba, bagaimana fesyen muslim bisa terus berkembang," ujar Itang.
Baca Juga: Korset hingga Celana Jeans, 4 Item Fesyen Ini Buruk bagi Kesehatan