Suara.com - Hubungan Pangeran Charles dan Camilla terbukti kokoh meski kerap diterjang berbagai macam masalah. Kekinian, publik Inggris nampaknya semakin menaruh simpati pada pasangan penurus takhta Kerajaan Inggris tersebut.
Dikatakan oleh seorang penulis buku keluarga Bangsawan, Phil Dampier, Pangeran Charles (71 tahun) dan Camilla (73 tahun), telah menjadi contoh pemimpin yang baik selama masa pandemi Covid-19 berlangsung.
Bahkan kata Phil, popularitas keduanya meroket berkat cara Duke dan Duchess of Cornwall tersebut menangani diagnosis infeksi Covid-19 yang diderita Charles beberapa waktu lalu.
"Ini merupakan salah satu contoh yang dibanggakan Ratu (Elizabeth)," kata Phil seperti yang Suara.com kutip dari New Idea.
Baca Juga: Berulang Tahun, Gaun Biru Elektrik Camilla Curi Perhatian
Phil melanjutkan bagaiman di media sosial, orang-orang mulai memberikan pujian tulus kepada Camilla. Ini dianggap sangat berbeda dengan popularitasnya beberapa waktu lalu jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Apalagi Camilla kerap dinobatkan sebagai salah satu anggota Kerajaan Inggris paling tidak disukai. Itu dikarenakan anggapan bahwa Camilla merupakan perempuan perebut suami orang kala Pangeran Charles dan mendiang Putri Diana masih berumah tangga.
Menurut sebuah laporan yang dibuat The Telegraph, komentator kerajaan, Simon Heffer memberikan catatan bagaimana pada akhirnya publik Inggris mulai menerima Camilla dengan baik.
"Sangat menyedihkan bahwa krisis nasional sebesar ini membuat orang Inggris melihat kualitasnya yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Dia (Camilla) telah menunjukkan belas kasih yang sangat besar," kata Simon.
Popularitas Camilla yang naik, pada akhirnya membuat perempuan tersebut digadang-gadang akan mendapat gelar yang baru dan bisa melakukan sumpah tugas yang baru.
Baca Juga: Andai Jadi Raja, Pangeran Charles Harus Berhenti Bicara Isu Lingkungan
"Akan sangat luar biasa jika mereka memperbarui sumpah mereka dan memberikan dorongan besar kepada bangsa dan Persemakmuran," lanjut Phil.
Ini, kata Phil, bisa dilakukan dengan cara membuat janji sumpah pernikahan yang baru.
Pernikahah Kerajaan kedua bagi Charles dan Camilla dianggap akan memberikan kesempatan keduanya untuk bisa merayakan hubungan mereka yang lebih gembira dan lebih terbuka dibanding pernikahan sederhana yang dihelat pada 2005 lalu.
Pada saat itu, Kerajaan Inggris telah susah payang menjelaskan bahwa Camilla tidak akan dinobatkan sebagai Ratu jika kelak Pangeran Charles naik takhta menggantikan ibundanya.
Namun para pengamat kerajaan percaya bahwa popularitas Camilla yang naik akhir-akhir ini, dapat membuat perubahan signifikan pada opini publik secara luas.
"Sebuah jajak pendapat baru-baru ini di laman SilverSurfers menunjukkan bahwa pada 10 tahun lalu hanya tujuh persen orang yang mengira Camilla bisa menjadi Ratu tapi sekarang angkanya di atas 60 persen," catat Phil.