Namun, bagaimana dengan risiko kesehatan saat seseorang menjadi swinger atau terlibat sebagai pasangan swinger? Menyadur dari Reuters, sebuah studi menyatakan pasangan yang melakukan swinger dan bergabung dalam sebuah kelompok justru memiliki risiko terjangkit penyakit menular seksual (PMS) lebih tinggi daripada pelaku prostitusi.
Peneliti Belanda dalam British Medical Journal menyebutkan wanita penganut swinger memiliki tingkat infeksi yang lebih tinggi dari pria. Penderita chlamydia dan gonore (kencing nanah) pada pasangan swinger berjumlah 10,4 persen. Angka ini lebih besar daripada jumlah penderita pada pekerja seksual wanita yang hanya berjumlah 5 persen.
Menyadur Medicine Net, risiko yang besar terjangkit penyakit menular seksual ini disebabkan karena orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi saat menjadi pelaku swinger.
Dr. Cynthia Krause, Mount Sinai School of Medicine di New York mengatakan, tingginya risiko penularan PMS juga terjadi karena tidak menggunakan kondom pada saat berhubungan. Padahal kondom dinilai efektif dalam mencegah PMS terutama chlamydia, gonore, dan HIV.
Baca Juga: Siapkan Langkah Hukum, UNU Tolak Dosen Swinger Disebut Pengajar Kampusnya
Itulah pengertian dan risiko swinger bagi kesehatan.