Suara.com - Musisi Anji membuat pembelaan terkait video viralnya bersama Hadi Pranoto. Menurutnya, walaupun diskusi itu banyak menimbulkan perdebatan, warganet tetap menyebarkannya sehingga video menjadi viral.
Anji menyimpulkan, warganet juga berperan memberikan panggung kepada orang lain meskipun pihak tersebut tidak disukai publik.
"Secara tidak sadar, orang-orang juga memberikan panggung pada orang yang mereka tidak suka," tulis Anji pada Instagram stories-nya.
Namun, secara psikologis, sikap Anji ternyata bisa disebut gaslighting.
Baca Juga: Epidemiolog Sebut Klaim Hadi Pranoto Berbahaya: Musuh Kedua Selain Virus
"'X: Ternyata Covid ada obatnya, mari buat video.
Netijen: *rame rame liat dan report karena informasinya salah.
X: mereka ramai-ramai liat dan laporkan, padahal saya buat video lain yang bagus. Tanpa sadar mereka yang nyebarin'.
Gaess, ini namanya gaslighting ya," tulis psikiater dr. Jiemi Ardian, seperti dikutip dari akun Twitter pribadinya, Senin (3/8/2020).
Jiemi menjelaskan bahwa gaslighting merupakan tindakan memanipulasi secara psikologis dengan memunculkan keraguan. Tujuannya, membuat orang lain meragukan dirinya sendiri, memori, kesadaran, persepsi, atau judgement. Sehingga berakibat orang lain tidak berpikir sehat.
Baca Juga: Hadi Pranoto Klaim Temukan Obat Corona, Epidemiolog: Ini Berbahaya
Tanda gaslighting, lanjutnya, mengalihkan pikiran orang lain dari tindakannya dan membelokannya kepada lawan bicaranya.
"Dia yang ngelakuin, eh tapi kamu yang salah. Dia yang marah-marah dan mukul, eh tapi kamu yang disalahin karena mancing emosinya," kata Jiemi, memberi contoh.
Tanda lainnya, bisa juga dengan menyangkal realita yang jelas terjadi. Bahkan, menurut Jiemi, bisa jadi justru menyebut orang lain salah memahami niatnya.
Jika hal itu terus terjadi secara berulang, Jiemi beranggapan, kemungkinan bukan orang lain yang mengalami salah paham.
"Kalau ini terjadi berulang, mungkin bukan kita yang salah paham. Mungkin kita udah kena gaslighting. Hati-hati," pungkasnya.