Suara.com - Salah satu masalah yang harus dihadapi oleh calon pengantin di kala pandemi adalah soal tamu undangan.
Bagi pasangan yang memutuskan untuk tetap menggelar upacara pernikahan, mereka harus siap membatasi jumlah tamu yang hadir. Akibatnya, mayoritas undangan terpaksa dibatalkan.
Dalam situasi tersebut, wajar jika pasangan mempelai bingung memilih siapa tamu untuk diundang. Begitu pula halnya dengan kisah pengantin wanita ini.
Dilansir Yahoo! Lifestyle Australia, seorang perempuan belum lama ini membagikan curhatan lewat Reddit. Perempuan ini kesal karena saudarinya yang hendak menikah punya peraturan aneh.
Baca Juga: Minta Bridesmaid Bayar Rp6,5 Juta, Calon Pengantin Dihujat Tak Tahu Diri
Di sana, perempuan ini bertanya apakah dia jahat jika menolak untuk hadir di pernikahan saudarinya karena semua calon tamu harus menulis esai lebih dulu.
Pernikahan itu sendiri baru akan digelar pada Februari 2021 nanti. Namun, sang pengantin wanita sudah meminta para tamu untuk mengajukan esai secara formal dari sekarang.
"Karena pandemi, venue pernikahannya membatasi kapasitas tamu dan dia terpaksa memotong jumlah tamu undangan," tulis perempuan ini.
"Tapi untuk menentukan siapa yang diundang dan siapa yang tidak, dia meminta semua tamu untuk menulis dua esai sepanjang 250 kata," tambahnya.
Esai itu sendiri harus menjawab pertanyaan "Kenapa Anda masih ingin merayakan hari ini dengan kami?" dan "Apa artinya jika Anda diundang ke pernikahan kami?"
Baca Juga: Pernikahan dengan Mahar Rp 1.000, Mempelai Pria Jadi Sorotan
Nantinya, esai ini akan dinilai oleh si pengantin wanita. Tergantung tingkat antusiasme para tamu, si pengantin akan memilih siapa yang layak diberi undangan pernikahan.
Sementara, tamu undangan yang tidak mau menulis esai akan didiskualifikasi secara otomatis.
Hal inilah yang membuat si perempuan kesal. Dia pun menuduh bahwa saudarinya hanya ingin dipuji-puji oleh tamu undangan.
"Dia terang-terangan mencari orang yang mau memujinya dan memberitahu kenapa mereka ingin datang ke pernikahannya."
Saking kesalnya, perempuan ini sudah memutuskan untuk tidak menulis dua esai tersebut. Ditambah, dia juga tidak mau menghabiskan uang untuk biaya pesawat dan kado pernikahan.
Sementara, si pengantin wanita balik mengancam bahwa dia tidak akan menyediakan kursi meski untuk saudarinya. Si pengantin wanita juga didukung oleh orang tuanya yang percaya bahwa menulis esai adalah cara terbaik untuk memilih tamu.
"Orang tuaku berkata, jika aku tidak datang, aku akan mendapat masalah dari semua keluarga kami, jadi aku harus menulis esai itu," curhatnya.
Menanggapi curhatan wanita ini, warganet pun mengatakan bahwa rasa kesal tersebut masuk akal. Warganet juga menyarankan agar wanita ini mengulang-ulang satu kata yang sama berulang kali.
"Aku akan menulis dua esai. Yang pertama tulis 'Ayah dan Ibu menyuruhku datang atau aku akan kena masalah' berulang kali. Yang kedua tulis 'aku saudaramu' berulang kali."
"Coba copy paste kata makian sampai kau mencapai 250 kata," saran yang lain.
"Jangan lupa menulis hitungan kata di akhir esai, seperti saat kau mengumpulkan tugas," tambah warganet lainnya.