Namun tak hanya Dior yang menampilkan koleksi mirip batik Indonesia.
Rumah mode Louis Vuitton juga memiliki koleksi terbaru bertajuk LV Crafty, yang memiliki motif yang cukup mirip dengan batik Indonesia.
Mengutip situs resmi Louis Vuitton, disebutkan bahwa lini LV Crafty yang diluncurkan sebagai koleksi musim panas ini tak hanya terdiri dari tas, tapi juga sandal dan syal. Motif-motif serupa batik yang ditampilkan pada produk-produk tersebut dibuat dalam ukuran besar dengan cetakan ultra-graphic serta dominasi warna earth tone dan merah.
Menanggapi kemiripan batik dengan karya para desainer dunia ini, bagaimana sebaiknya orang Indonesia menanggapinya?
Baca Juga: Batik Diklaim dari China, Warganet Indonesia Murka: Jangan Asal Klaim!
Musa berpendapat, hal ini dapat menjadi peluang bagi para pengerajin batik untuk terus menciptakan batik bermotif baru dan tak meninggalkan nilai estetika wastra bangsa itu.
"Melihat hal ini, dari sana (koleksi Dior, Louis Vuitton), orang lain di dunia akan penasaran, itu motif berasal dari mana, negara apa, dan lain sebagainya," kata Musa.
"Kita harus memanfaatkan momen ini. Membuat kreativitas yang bisa diterima masyarakat dunia saat ini. Fashion itu berkembang dan terus berubah, dan bagaimana caranya kita buat inovasi baru," ujarnya menambahkan.
Musa berharap, para pengerajin batik dapat membuat motif-motif baru yang lebih beragam, dan memperkuat nilai dan karakter batik di tiap daerah, serta tidak terpaku dengan satu tren motif saja.
"Perubahan dengan bahan belum cukup dan merupakan salah satu cara saja. Buat inovasi di teknik pewarnaan, tekstur kain. Inovasi harus dibiarkan berkembang," kata Musa.
Baca Juga: Agar Mudah Dipamerkan di Mana Saja, Dior Buat Miniatur Koleksi Busananya
Desainer kondang tersebut melanjutkan, "Kita harus berbenah untuk menjaga keberadaan batik melalui inovasi, dan perlu adanya fokus juga dari kita dan pemerintah untuk mengangkat batik ke ranah dunia."