Suara.com - Pandemi Covid-19 berhasil menggoyang keuangan banyak orang di dunia tak terkecuali artis Hollywood papan atas, Victoria Beckham.
Istri dari pesepakbola--David Beckham tersebut berencana memecat sekitar 20 staf di label fesyennya yang merugi akibat pandemi.
Toko Mayfair salah satu andalan penjualan Victoria Beckham yang biasa menjual gaun seharga 2.000 euro (Rp 34 juta) dan tas seharga 1.000 euro (Rp 17 juta), kini harus mengurangi hampir separuh koleksi dari busana tahunannya karena pukulan akibat krisis pandemi Covid-19.
Aktris sekaligus pengusaha itu diprediksi mengalami kerugian sebesar 355 juta euro atau setara Rp 6,1 triliun.
Baca Juga: Ashanty Berfoto di Hotel Amanjiwo, Tempat Victoria Beckham Pernah Menginap
Menurut salah satu sumber, redudansi atau menghindari pengeluaran ganda adalah jaln yang bisa dilakukan dalam upaya menyelamatkan brand milik Victoria.
"Victoria jatuh. Ini adalah masa yang sangat sulit dan tidak ada yang dibebaskan dari cengkeraman pandemi ini," ujar salah satu sumber mengutip Dailymail, Kamis (30/7/2020).
Sumber tersebut juga mengungkap bahwa bisnis adalah sebuah kebanggaan dan kegembiraan bagi Victoria.
Bahkan ibu empat anak itu disebut-sebut tidak mengambil untung bagu dirinya sendiri selama tiga tahun terakhir.
"Dia melakukan semua yang dia bisa untuk menjaga agar sebanyak mungkin orang tetap bekerja," kata sumber itu lagi.
Baca Juga: Victoria Beckham Ungkap Makeup Favorit Putrinya, Malah Dikritik Warganet
Disebutkan juga lini fesyen yang diluncurkan Victoria sejak 2008 itu, sudah merugi hingga 12,3 juta euro di 2018.
Jubir Victoria juga menyebutkan hal serupa, bahwa pihaknya sudah melakukan yang terbaik. Tapi apalah daya, dan disayangkan ia harus melakukan redundansi untuk bisa tetap bertahan.
"Kami telah membangun visi strategis baru untuk merampingkan dan membuktikan masa depan merek, dan sayangnya kami harus melakukan redundansi untuk bisa bertahan," kata jubir itu.