Suara.com - Musibah banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin malam (13/7/2020l) menyita perhatian publik karena dampak kerusakan yang cukup parah.
Menurut Palang Merah Indonesia atau PMI, daerah tersebut sangat membutuhkan bantuan untuk menangani evakuasi korban dan pemulihan pasca-banjir.
Kini, PMI telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan evakuasi korban banjir bandang di Luwu Utara dan melakukan evakuasi korban banjir terutama dari desa-desa terisolir.
"Kami menempatkan mereka di lokasi hunian sementara, khususnya bagi yang tidak bisa kembali ke rumah masing-masing," terang Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Mulai Hari Ini, Operasi Patuh Jaya Juga Sasar Pelanggar Protokol Kesehatan
Prioritas PMI saat ini adalah membantu masyarakat untuk memperoleh akses kebutuhan dasar seperti air bersih, hunian dan bahan pokok untuk makanan sehari hari. Berdasarkan laporan BNPB, air bersih merupakan hal paling dibutuhkan saat ini selain makanan pokok dan hunian.
Selain itu, PMI juga berencana melakukan giat trauma healing kepada anak-anak di lokasi pengungsian korban banjir.
Karenanya, PMI mengirimkan tanki-tanki air, tandon air, alat pembersih, seperti sekop, cangkul dan lain sebagainya. "Kami juga memasok paket kebersihan dan kesehatan, dan bahan makanan," tutur Sudirman.
Terjadi saat pandemi Covid-19, proses evakuasi korban banjir Luwu Utara dianggap butuh ekstra perhatian. Evakuasi harus sigap, namun juga tetap melakukan protokol kesehatan.
"Kami membekali relawan dengan masker, cairan pembersih, dan disinfektan. Semaksimal mungkin relawan PMI menjaga jarak agar risiko penularan virus tidak terjadi," paparnya.
Baca Juga: Anak-Anak Korban Banjir di Luwu Utara Dapat Trauma Healing
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati menjelaskan, pascabanjir yang terjadi pekan lalu, BNPB, BPBD, Tagana, Basarnas, TNI Polri, Damkar hingga PMI bahu-membahu melakukan evakuasi korban banjir bandang.
Tim relawan juga berupaya untuk membuka atau berapa jalan yang tertutup material lumpur menggunakan beberapa alat berat elevator.
"Menurut perkiraan, korban masih bisa bertambah, sebab ada ratusan rumah yang tertutup lumpur hingga setinggi lebih dari dua meter. Selain itu masih ada lokasi yang belum dapat diakses," katanya.
Pemerintah juga telah memberikan layanan fasilitas tambahan bagi kelompok rentan seperti usia lanjut, ibu hamil, balita dan anak-anak.
TNI Polri sudah membangun beberapa tenda dan hunian sementara. Ada 6 posko taktis, 76 titik pengungsian ada di 33 kecamatan dipakai sebagai lokasi tinggal sementara warga.
Di tengah pandemi, sebut Jati, relawan tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk cegah Covid-19. Mereka membantu memberikan hygiene kit kepada masyarakat yang terdampak banjir.
"Relawan membantu dalam masker dan hand sanitizer. BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp 1 miliar untuk memenuhu bantuan logistik di pengungsian," tutupnya.