"Tidak ada perbedaan, bekerja di malam hari atau bekerja di siang hari," kata Saijo. "Strategi untuk mengurangi infeksi manusia ke manusia adalah sama."
Lebih dari satu juta orang diperkirakan bekerja di industri ini, kata Kaori Kohga, perwakilan Asosiasi Bisnis Kehidupan Malam.
Kelompoknya telah menyusun peraturan keselamatan sendiri untuk anggotanya, termasuk mendisinfeksi mikrofon karaoke, karena mereka menganggap rekomendasi pemerintah, seperti memakai topeng dan jarak sosial dua meter, tidak praktis.
"Tidak ada yang akan berubah jika Anda hanya mengkritik kami sebagai orang jahat," kata Kohga, menambahkan pemerintah tidak mengakui aturan mereka atau menawarkan bantuan keuangan yang cukup untuk bisnis atau pekerja.
Baca Juga: Hati-hati, Bar Ini Pasang Pagar Listrik Untuk Menjaga Jarak Sosial
Sementara itu di Jakarta, hari ini ratusan pekerja tempat hiburan malam se-Jakarta melakukan unjuk rasa terhadap Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang dinilai mendiskreditkan mereka.
Dalam orasinya, mereka meminta Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka kembali tempat hiburan malam agar mereka bisa kembali bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup.