Suara.com - Menurut peneliti, menikah muda ternyata buruk untuk kesehatan reproduksi perempuan, kondisi psikologis, hingga ekonomi. Dan penelitian terbaru di Inggris juga menyebut bahwa orang yang menikah sebelum usia 21 tahun cenderung jadi pecandu alkohol.
Mengutip Dailymail, Selasa (14/7/2020), peneliti menghubungkan antara status pernikahan dan kebiasaan minum alkohol pada 1.000 orang yang menjadi alkoholisme atau peminum. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang menikah muda memiliki risiko kecanduan alkohol lebih tinggi dibanding yang menikah di usia matang.
Pada studi sebelumnya diungkap bagaimana pernikahan bisa melindungi seseorang dari penyalahgunaan alkohol, tetapi studi itu hanya berlaku pada orang tua.
Di Inggris, menikah muda tidak lagi jadi budaya, karena menurut statistik rata-rata perempuan Inggris rata-rata menikah di usia 35 tahun, sedangkan lelaki menikah di usia 38 tahun. Namun, temuan ini menarik karena menyorot bagaimana menikah bisa mengubah perilaku penyalahgunaan alkohol.
Baca Juga: Gerakan Menikah Muda Tak Relevan Lagi untuk Generasi 90an, Ini Alasannya
"Pada sampel dewasa muda, kami menemukan bahwa pernikahan bisa melindungi dari penyalahgunaan alkohol. Kami menemukan bahwa pernikahan dini, yaitu di usia 21 tahun, tampak memperburuk risiko penggunaan alkohol yang lebih tinggi," ujar peneliti Rebecca Smith, mahasiswa doktoral Virginia Commonwealth University AS.
Peneliti percaya hal ini terjadi karena hubungan antara berbagai faktor, salah satunya kebiasaan minum yang dilakukan kaum muda. Mereka masih suka berpesta, dan dalam pesta tersebut biasanya diisi dengan minum alkohol.
"Jadi ketika peristiwa terjadi lebih awal di kehidupan, mengingat budaya Amerika, mereka (anak muda) mungkin tidak protektif seperti yang diharapkan," tutur Rebecca lagi.