3. Selalu ramai pengunjung
Berjualan di Jalan Sosrowijayan, tepatnya di pos depan Hotel Grage Ramayana, kedai Gudeg Mbah Lindu selalu ramai dipadati pengunjung, yang buka sejak pukul 05.00 sampai 10.00 WIB.
Meski beberapa tahun terakhir, Gudeg Mbah Lindu sudah dikelola oleh sang anak bernama Ratiyah, jika datang terlalu siang, biasanya sudah banyak yang kehabisan sebelum pukul 10.00.
4. Gudegnya dimasak secara tradisional
Baca Juga: 5 Kuliner Tengah Malam Khas Yogyakarta yang Bikin Kangen
Bukan cuma sang pemilik yang legendaris, rasa gudeg Mbah Lindu juga unik dan lezat, karena dimasak secara tradisional, di atas tungku kayu bakar.
Lauknya pun cukup beragam, mulai dari sambal goreng krecek, ayam kampung, hingga telur bacam. Selain nasi, kamu juga bisa memilih menikmati gudeg dengan bubur.
5. Tayang di program dokumenter Netflix
Gudeg legendaris Mbah Lindu juga pernah diulas dalam program dokumenter Netflix berjudul Street Food: Asia. Program ini memang berfokus mengangkat keanekaragaman kuliner jalanan dari beberapa kota paling berwarna di dunia.
Dipandu penulis makanan dari media Top Tables, Kevindra Soemantri, tahun 2019, program ini mengangkat Gudeg Mbah Lindu yang tak pernah mengganti resep andalannya sejak pertama kali berjualan.
Baca Juga: Bosan dengan Gudeg yang Itu-itu Saja, Pria Ini Ciptakan Bakpao Gudeg