Suara.com - Industri pangan ikut terpuruk seiring merebaknya wabah Covid-19. Hal ini, sedikit banyak, membuat akses kita untuk mendapatkan makanan atau bahan pangan jadi terbatas. Tapi, di balik itu semua, situasi sulit ini ternyata telah membuat kebiasaan makan kita jadi berubah menjadi lebih sehat.
Lho, bagaimana bisa? Simak faktanya di bawah ini, seperti dilansir dari Huffpost.
Penelitian telah menunjukkan bahwa 30-35% keluarga makan bersama kurang dari tiga kali seminggu. Namun, lockdown dan pembatasan sosial membuat para keluarga jadi lebih sering makan bersama.
Baca Juga: Selama 32 Tahun Lelaki Ini Hanya Makan Kentang Goreng, Sehat?
Terbukti, ada manfaat yang akan didapat oleh anak-anak yang makan malam bersama orangtua mereka. Penelitian telah menemukan bahwa makan bersama keluarga membantu anak-anak dengan harga diri dan kesuksesan di sekolah, serta menurunkan risiko depresi.
Bahkan, menurut Family Meals Movement, anak-anak yang makan bersama keluarga memiliki tingkat obesitas yang lebih rendah.
Makan bersama keluarga tak harus selalu menyantap makanan yang dimasak di rumah. Menurut Thalia E. Prum, ahli gizi terakreditasi yang fokus pada perencanaan makan keluarga, kecenderungan masyarakat saat pandemi adalah membawa pulang makanan yang dibeli di restoran, dan menyantapnya bersama keluarga di rumah.
Dan makan bersama ini tak lagi hanya dilakukan di malam hari. Karena sebagian besar waktu dihabiskan di rumah saja, makan bersama keluarga juga dilakukan saat sarapan ataupun makan siang.
2. Mengonsumsi lebih banyak makanan berbasis tanaman
Baca Juga: Teman di Media Sosial dapat Pengaruhi Perilaku Makan Kita, Bagaimana Bisa?
Terbatasnya stok daging dan bahan pangan hewani di masa pandemi telah memaksa orang untuk lebih banyak bergantung pada bahan pangan nabati. Ini bukan hal yang buruk, mengingat bahan makanan nabati ini menyehatkan untuk kita dan planet kita.
Hewan ternak menghasilkan 18% gas rumah kaca, lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh mobil, pesawat, dan semua bentuk transportasi lainnya disatukan.
Tetapi, bukan berarti Anda harus menjadi vegan untuk meningkatkan kesehatan atau menjaga lingkungan. Perawat dan ahli diet terdaftar Dawn Jackson Blatner menciptakan Flexitarian Diet bagi mereka yang ingin makan lebih banyak sayuran. Istilah flexitarian diciptakan oleh Blatner lebih dari satu dekade yang lalu, berasal dari kata "fleksibel" dan "vegetarian."
Blatner mengatakan dia telah melihat lonjakan minat dalam rencana diet di tengah pandemi. "Orang-orang lebih fokus pada kesehatan mereka sekarang, dan pendekatan pro-tanaman, bukan anti-daging, menarik bagi mereka yang tertarik dalam membuat pilihan makanan yang lebih sehat," katanya kepada HuffPost.
Blatner menawarkan beberapa saran tentang bagaimana membuat transisi ke makanan nabati jadi lebih mudah:
- Atur ulang porsi di piring Anda: "Jika Anda biasanya menyajikan steak 9 ons, kurangi menjadi 4 ons."
- Temukan makanan favorit Anda: “Saat menyajikan ayam tumis, coba ganti setengah ayam dengan kacang-kacangan; atau untuk taco daging sapi, ganti setengah dari daging sapi dengan lentil.”
- Coba resep vegetarian baru setiap minggu: “Kumpulkan resep dari buku masak, website online, atau dari teman-teman Anda setiap minggu. Pada akhir tahun, Anda akan memiliki 50 resep vegetarian baru."
3. Memasak dan membuat makanan sendiri
Bekerja dari rumah membuat Anda jadi punya waktu untuk mempersiapkan makan sendiri, termasuk membuat kue. Dan, faktanya memang banyak di antara kita yang mulai membuat kue sebagai pengalih perhatian di masa pandemi. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya angka pencarian resep roti dan roti pisang di Google.
Dan tahukah Anda, bahwa memanggang kue ternyata dapat memberi sejumlah manfaat psikologis, termasuk menghilangkan stres. Ini adalah bentuk produktif dari ekspresi diri dan komunikasi, perhatian dan gangguan, serta cocok dalam jenis terapi yang dikenal sebagai perilaku aktivasi.
4. Lebih banyak membeli produk lokal
Kelebihan dari kekurangan rantai pasokan makanan ini adalah bahwa beberapa orang telah beralih ke sumber makanan lokal, yang pada akhirnya meningkatkan usaha kecil yang terkena dampak pandemi.
Ketika ada imbauan untuk tetap di rumah saja, banyak orang Amerika mulai memasak sendiri di rumah, dan mereka mulai mencari pilihan yang sehat. Penjualan tepung giling lokal dan ikan yang ditangkap dengan cara yang berkelanjutan telah meroket.
Orang-orang juga mendukung vendor lokal, dan ini telah membantu menopang usaha kecil. “Beberapa peternakan, yang menjual langsung ke konsumen melalui komunitas dan pasar petani, telah memperluas atau menawarkan pemesanan, penjemputan, dan pengiriman online untuk beradaptasi dengan penutupan pasar atau akses pasar yang terbatas, dan kebutuhan untuk menyediakan produk dengan kontak minimal,” kata Lillie Weiya Zeng, juru bicara Departemen Pertanian AS.