Survei BKKBN: 92 Persen Pasutri Saling Menguatkan di Tengah Pandemi

Risna Halidi Suara.Com
Jum'at, 10 Juli 2020 | 13:18 WIB
Survei BKKBN: 92 Persen Pasutri Saling Menguatkan di Tengah Pandemi
Ilustrasi pasangan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) baru saja merilis hasil survei virtual yang mereka buat.

Hasilnya, sebanyak 97,7 persen pasangan suami-istri atau pasutri mengaku tetap saling menguatkan saat pandemi Covid-19 melanda Tanah Air.

"Kami mewawancarai secara virtual dan terkumpul sampelnya 20.400 yang secara proporsional terdistribusi dengan baik," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Suara.com dari Antara.

Sebanyak 50 persen data sampel dikumpulkan dari Pulau Jawa. Sementara 35 persen dari Pulau Sumatera dan sisanya dari berbagai wilayah di Tanah Air.

Baca Juga: Bolehkah Cek Ponsel Pasangan?

Survei virtual itu juga mengungkapkan bahwa 2,5 persen suami- istri cekcok atau bertengkar dampak dari pandemi.

Lewat kesempatan yang sama, Hasto membenarkan potensi pertengkaran atau disharmoni hingga kekerasan dalam rumah tangga selama pandemi Covid-19 mendekati 2,5 persen.

Hal itu bisa disebabkan karena pasangan merasa stres sehingga terjadi keributan rumah tangga.

Selain itu, BKKBN juga mewaspadai adanya kelompok masyarakat dalam hal ini keluarga yang sudah terlanjur berutang sebelum pandemi Covid-19 di Tanah Air terjadi yakni sebesar 19,8 persen.

Kondisi tersebut, ujar Hasto Wardoyo, harus diwaspadai sebab berpotensi menimbulkan disharmoni dalam keluarga akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Cinta Bersemi di Rumah Karantina Covid-19, Pasangan Ini Segera Menikah

Kemudian, BKKBN juga mencatat sebanyak 50,08 persen keluarga yang terpaksa menjual barang perhiasan karena desakan ekonomi.

"Ini kelompok keluarga yang sudah menjual barang-barang perhiasan dan yang ada di dalam rumah tangga," katanya.

Secara umum, BKKBN menyimpulkan beragam masalah dalam rumah tangga selama pandemi Covid-19 tersebut dapat memicu disharmoni dalam rumah tangga bahkan bisa berujung pada kekerasan.

Terakhir, ia mengimbau seluruh masyarakat agar lebih bisa memahami masing-masing pasangan di tengah situasi pandemi. Sebab, jika tidak dapat merusak tatanan rumah tangga yang telah dibangun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI