Suara.com - Mengatur duit saat kondisi sulit akibat pandemi Covid-19 tentu bukanlah hal yang mudah. Pandemi ini telah menimbulkan krisis finansial bagi sebagian besar orang. Di Indonesia, lebih dari 2 juta orang kehilangan pekerjaan selama pandemi Covid-19 berdasarkan data Kemenaker yang dirilis pada 20 April 2020 lalu.
Tak hanya mengakibatkan hilangnya pendapatan, kehilangan pekerjaan ini juga menyebabkan kita kehilangan dana darurat, management cash flow yang berantakan, harus melakukan restrukturisasi utang, serta kehilangan kesempatan investasi.
Lalu, bagaimana cara mengelola keuangan di masa pandemi ini?
Menurut Agus Helly, CFP, QWP, financial advisor dalam Webinar Tokio Marine Life Insurance Indonesia yang bertajuk “My Turning Point, My New Normal – Tetap Positif dan Sukses Mengelola Keuangan di Era New Normal”, saat ini kita menghadapi badai yang sama, yaitu badai pandemi Covid-19, tapi kita tidak berada di perahu yang sama.
Baca Juga: Anda Harus Tahu, Ini Tiga Ciri Utama Finansial Sehat
"Maksudnya, kondisi finansial masing-masing orang berbeda. Ada yang baik-baik saja, namun ada juga yang sangat terdampak," katanya.
Nah, agar mampu bertahan di masa sulit ini, Agus memberi saran untuk ketahui dulu seperti apa kondisi finansial Anda saat ini.
Yang pertama, ketahui aset dan utang Anda. Aset itu ada yang liquid, seperti dana darurat, tabungan, deposito. Aset liquid ini bisa digunakan untuk bertahan di masa pandemi. Kalau aset tinggal sedikit, lirik investasi yang dimiliki, apakah emas, saham, surat utang, dan lainnya. Kemudian, ada personal aset, yaitu rumah, mobil, dan motor.
Setelah tahu aset-aset Anda, perlu juga menghitung dan merinci dengan jelas berapa utang Anda. "Utang jangan dilupain, karena itu nggak akan menyelesaikan masalah. Jadi, harus benar-benar ditulis sehingga kita bener-benar tahu, dibandingkan utang, aset saya itu minus atau plus," katanya.
Setelah aset dan utang diketahui, mulailah atur duit, rencanakan dan budgetkan secara bijaksana kebutuhan Anda. Fokus pada kebutuhan dasar yang mencakup biaya hidup, pendidikan, listrik, air, dan biaya telepon (kuota internet).
Baca Juga: Berapa Usia Tepat Mengajarkan Anak Mengelola Uang? Baca Ini
Agus juga menekankan untuk fokus pada skala prioritas. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, kemudian cari alternatif untuk kebutuhan yang selama ini makan biaya besar, dan wasapada pada latte factor, yaitu biaya kecil-kecil yang tidak disadari tapi ternyata berdampak. Dalam hal ini misalnya, biaya langganan netflix, spotify, padahal itu semua jarang Anda gunakan di masa pandemi ini.