Berkat Facebook, Wanita Ini Selamat dari Kanker setelah Ketagihan Tanning

Kamis, 09 Juli 2020 | 11:10 WIB
Berkat Facebook, Wanita Ini Selamat dari Kanker setelah Ketagihan Tanning
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapat tampilan kulit eksotis. Selain berjemur, Anda juga bisa menggunakan tanning bed untuk mendapatkan kulit kecokelatan.

Bahkan, tidak sedikit orang-orang yang lantas ketagihan memakai tanning bed. Padahal, jika dilakukan terlalu sering, hal ini dapat meningkatkan risiko kanker kulit.

Salah satu korban tanning bed tersebut adalah Sharon Baggaley. Sharon yang berusia 37 tahun sudah ketagihan melakukan tanning sejak umur 16 tahun.

"Aku ingin kulit cokelat agar aku terlihat cantik saat keluar di akhir pekan," ungkap Sharon Baggaley kepada Daily Star.

Baca Juga: Kulit Terbakar Matahari Bisa Sebabkan Rasa Perih, Atasi dengan 5 Tips Ini!

"Aku akan menggunakan tanning bed tiga kali seminggu dan berjemur tanpa tabir surya karena aku ingin kulit cokelat keemasan," tambahnya.

Setiap kali pemakaian, Sharon akan menghabiskan waktu enam menit di dalam tanning bed. Dia juga menggunakan krim spesial agar kulitnya lebih cepat mengalami tanning.

"Kulitku menjadi merah setelahnya, dan aku tidak memakai tanning bed sampai kulitku sembuh. Tapi aku akan memakainya lagi karena aku benci berkulit pucat. Aku juga berjemur setiap kali aku bisa tapi tidak menggunakan tabir surya."

Ilustrasi perempuan melakukan tanning bed (Shutterstock)
Ilustrasi perempuan melakukan tanning bed (Shutterstock)

Kebiasaan ini terus berlangsung hingga usianya mencapai pertengahan 20-an. Setelah itu, Sharon memilih untuk berhenti dan beralih pada krim tanning palsu.

Namun, tanpa disadari, kulit Sharon ternyata sudah rusak karena sering berjemur dan memakai tanning bed selama bertahun-tahun. Dia punya beberapa tahi lalat, dan salah satu tahi lalat itu kerap menimbulkan gatal.

Baca Juga: Selain Tahi Lalat, Kanker Kulit Bisa Ditandai Munculnya Garis di Kuku Kaki

Di tahun 2009 silam, Sharon sempat mengunggah foto dengan bikini ke Facebook. Foto itu sudah terlupakan, sampai fitur Memories di Facebook membuat Sharon kembali melihat foto tersebut.

"Aku tidak melihatnya lagi tapi foto itu muncul di Memories pada Februari lalu, dan aku menyadari tahi lalatku dan betapa ukurannya sudah bertambah besar sekarang."

Tak cuma membesar, tahi lalat itu juga makin menggelap dan memiliki tekstur kasar. Sharon pun ingat bahwa tahi lalat itu pernah berdarah.

Karena khawatir, Sharon pun memeriksakan dirinya ke rumah sakit. Dokter spesialis lantas menghilangkan tahi lalat tersebut.

Tidak hanya itu, dokter itu memberitahu Sharon bahwa tahi lalat yang diangkat ternyata adalah kanker kulit stadium satu.

Ilustrasi mendeteksi kanker kulit. [Shutterstock]
Ilustrasi mendeteksi kanker kulit. [Shutterstock]

"Aku pikir aku akan meninggal. Tapi perawat menenangkanku dan memberitahu aku harus melakukan operasi lagi untuk mengangkat kulit di sekitarnya. Mereka ingin memastikan semua (sel kanker) telah terangkat."

Operasi itu sendiri dilakukan dengan bius lokal. Sharon juga merasa kesakitan karena kulitnya harus diangkat sampai setebal dua sentimeter.

"Aku memberitahu dokter jika aku menyadari perubahan pada tahi lalatku dan bahwa aku tidak akan ke dokter jika bukan karena Facebook. Dia (dokter) berkata aku sangat beruntung. Kanker itu bisa saja menyebar ke kelenjar getah bening dan membunuhku."

"Aku berterima kasih pada fitur Memories di Facebook," tambahnya.

Pasca insiden ini, Sharon menjadi lebih berhati-hati. Kini, dirinya pun khawatir akan benjolan yang muncul di lengan kiri.

Sayangnya, Sharon masih tidak bisa pergi ke dokter karena pandemi virus corona. Tidak hanya itu, benjolan tersebut membuat Sharon kembali takut terkena kanker dan terpaksa menunda rencana kehamilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI