Museum yang berlokasi di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta ini telah kembali dibuka untuk publik sejak 16 Juni. Museum dibuka setiap hari kecuali Senin mulai pukul 09.00 WIB dan tutup pukul 15.00 WIB. Pengunjung boleh masuk secara bergantian sesuai kapasitas ruangan. Setiap rombongan pengunjung dibatasi maksimal 30 orang.
Gedung museum yang punya gaya arsitektur Art Deco ini berdiri pada 1920. Sempat jadi kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat pada masa penjajahan Jepang. Seperti namanya, di gedung ini terjadi peristiwa bersejarah, perumusan naskah proklamasi bangsa Indonesia.
Terdapat beberapa ruang pameran di museum, yakni ruang praproklamasi naskah proklamasi, ruang perumusan naskah proklamasi, ruang pengesahan naskah proklamasi dan ruang pengetikan teks proklamasi.
Museum Kebangkitan Nasional
Baca Juga: Ujug-Ujug Baduy Ajukan Dicoret dari Daftar Wisata, Tetua Adat Tersinggung
Gedung ex-STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) sekolah kedokteran untuk orang-orang bumiputera di Nusantara ini diresmikan menjadi Gedung Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1974 oleh Presiden Soeharto.
Pengunjung yang ingin berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional saat ini harus mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, rutin mencuci tangan, dan mengurangi kontak fisik. Saat masuk, akan ada petugas yang memeriksa suhu tubuh pengunjung.
Museum dibuka pada Selasa hingga Jumat pukul 09.00-15.00 WIB. Untuk sementara, ruang audio visual dan perpustakaan di museum tidak bisa diakses.
Museum Sumpah Pemuda
Gedung di museum ini dibangun pada awal abad ke-20. Awalnya merupakan rumah tinggal Sie Kong Liang, lalu disewa pelajar STOVIA untuk tempat tinggal dan belajar.
Baca Juga: Tuntutan Warga Baduy agar Dicoret Dari Destinasi Wisata Disebut Tidak Benar
Pada 1927, gedung ini dipakai organisasi pergerakan pemuda. Pada 1930-an, rumah ini kembali jadi tempat tinggal, lalu menjadi toko bunga, hotel, gedung perkantoran dan akhirnya dijadikan museum pada 3 April 1973.