Suara.com - Pemerintah India belum akan membuka objek wisata populer Taj Mahal, meski sudah melakukan persiapan new normal.
Dilansir DW Indonesia, hal ini karena kasus baru dan kematian akibat virus Corona Covid-19 masih tinggi.
India mencatat hampir 25.000 kasus positif Covid-19 pada Minggu (5/7) kemarin. Selain itu, dengan bertambahnya 613 kasus kematian baru, jumlah total kematian di India telah meningkat menjadi 19.268 kasus.
Pemerintah memutuskan untuk tetap menutup objek wisata populer India, Taj Mahal, dengan alasan risiko penyebaran virus corona di Kota Agra.
Baca Juga: Optimistis, India Targetkan Vaksin Covid-19 Ditemukan Pertengahan Agustus
Otoritas setempat mengumumkan perpanjangan pembatasan wilayah di sekitar Taj Mahal dan sekitar wilayah utara Kota Agra. Taj mahal telah ditutup sejak Maret silam.
"Demi kepentingan publik, telah diputuskan bahwa pembukaan monumen di Agra tidak akan disarankan pada saat ini," kata pejabat distrik dalam sebuah pernyataan .
Berdasarkan data John Hopkins University, dengan lebih dari 697.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, India menyalip Rusia menjadi negara yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi ketiga di dunia, di bawah AS dan Brasil.
Selain India, lockdown lokal alias karantina wilayah terbatas juga dilakukan oleh Australia, yang menutup perbatasan negara bagian New South Wales dan Victoria.
Penutupan dilakukan mengingat dua negara bagian tersebut memiliki kepadatan tertinggi, dengan jumlah kasus baru Covid-19 yang terus meningkat setiap harinya.
Baca Juga: Aplikasi China Dilarang di India, Seleb Medsos Hadapi Ketidakpastian